Minggu, 05 Juni 2011

Aku di Setubuhi dua laki-laki


     Aku adalah gadis berusia 19 tahun. kawan- kawan mengatakan aku cantik, tinggi 170, kulit putih dengan rambut lurus sebahu. Aku termasuk popular diantara kawan- kawan, pokoknya ‘gaul abis’.
 Namun demikian aku masih mampu menjaga kesucianku sampai.. Suatu saat aku dan enam orang kawan Susi (19), Andra (20),elvin (22), Vito (22), Toni (23) dan Andri (20). Menghabiskan liburan dengan menginap di villa keluarga Andri di Puncak. Susi walaupun tidak terlalu tinggi (160) memiliki tubuh padat dengan kulit putih, sangat sexy apalagi dengan ukuran payudara 36b-nya, Susi telah berpacaran cukup lama dengan Kelvin.Diantara kami bertiga Andra yang paling cantik,tubuhnya sangat proporsi tidak heran kalau sang pacar, Vito, sangat tergila- gila dengannya.Sementara aku, Andri dan Toni masih ‘ jomblo’. Andri yang berdarah India sebenarnya suka sama aku, dia lumayan ganteng hanya saja bulu-bulu dadanya yang lebat terkadang membuat aku ngeri, karenanya aku hanya  menganggap dia tidak lebih dari sekedar teman. Acara ke Puncak kami mulai dengan ‘ hang-out’ disalah satu kafe terkenal di kota kami. Larut malam baru tiba di Puncak dan langsung menyerbu kamar tidur, kami semua tidur dikamar lantai atas. Udara dingin membuatku terbangun dan menyadari hanya Susi yang ada sementara Andra entah kemana. Rasa haus membuatku beranjak menuju dapur untuk mengambil minum. Sewaktu melewati kamar belakang dilantai bawah, telingaku menangkap suara orang yang sedang bercakap-cakap. Kuintip dari celah pintu yang tidak tertutup rapat, ternyata Vito dan Andra. Niat menegur mereka aku urungkan, karena kulihat mereka sedang berciuman, awalnya kecupan-kecupan lembut yang kemudian berubah menjadi lumatan-lumatan. Keingintahuan akan kelanjutan adegan itu menahan langkahku menuju dapur. Adegan ciuman itu bertambah ‘ panas’ mereka saling  memagut dan berguling-gulingan, lidah Vito menjalar bagai bagai ular ketelinga dan leher sementara tangannya menyusup kedalam t-shirt meremas-remas payudara yang menyebabkan Andra mendesah-desah, suaranya desahannya terdengar sangat sensual.Disibakkannya t-shirt andra dan lidahnya menjalar dan meliuk-liuk di putingnya, menghisap dan meremas-remas payudara Andra. Setelah itu tangannya mulai merayap kebawah, mengelus-elus bagian sensitif yang tertutup g-string. Vito berusaha membuka penutup terakhir itu, tapi sepertinya Andra keberatan. Lama-lama kudengan pembicaraan mereka. “ Jangan To” tolak Andra.“ Kenapa sayang”tanya Vito.“ Aku belum pernah..gituan”“Makanya dicoba sayang” bujuk Vito. “Takut To” Andra beralasan.“ Ngga apa-apa kok” lanjut Vito membujuk“ Tapi To” “Gini deh”, potong Vito, “Aku cium aja, kalau kamu ngga suka kita berhenti” “Janji ya To” sahut Andra ingin meyakinkan. “ Janji” Vito meyakinkan Andra. Vito tidak membuang-buang waktu, ia membuka t-shirt dan celana pendeknya dan kembali menikmati bukit kenikmatan Andra yang indah itu, perlahan mulutnya merayap makin kebawah.. kebawah.. dan kebawah. Ia mengecup-ngecup gundukan diantara paha sekaligus menarik turun g-string Andra. Dengan hati-hati Vito membuka kedua paha Andra dan mulai mengecup kewanitaannya disertai jilatan- jilatan. Tubuh Andra bergetar merasakan lidah Vito. “ Agghh.. To.. oohh..enakk.. Too”Mendengar desahan Andra, Vito semakin menjadi-jadi, ia bahkan menghisap-hisap kewanitaan Andra dan meremas-remas payudaranya dengan liar. Hentakan-hentakan birahi sepertinya telah menguasai Andra, tubuhnya menggelinjang keras disertai desahan dan erangan yang tidak berkeputusan, tangannya mengusap-usap dan menarik-narik rambut Vito, seakan tidak ingin melepaskan kenikmatan yang ia rasakan. Andra semakin membuka lebar kedua kakinya agar memudahkan mulut Vito melahap kewanitaannya. Kepalanya mengeleng kekiri-kekanan, tangannya menggapai-gapai,semua yang diraih dicengramnya kuat-kuat. Andra sudah tenggelam dan setiap detik belalu semakin dalam ia menuju ke dasar lautan birahi. Vito tahu persis apa yang harus dilakukan selanjutnya, ia membuka CDnya dan merangkak naik keatas tubuh Andra.Mereka bergumul dalam ketelanjangan yang berbalut birahi. Sesekali Vito di atas sesekali dibawah disertai gerakan erotis pinggulnya, Andra tidak tinggal diam ia melakukan juga yang sama. Kemaluan mereka saling beradu,menggesek, dan menekan-nekan. Melihat itu semua membuat degup jantung berdetak kencang dan bagian-bagian sensitif di tubuhku mengeras..Aku mulai terjangkit virus birahi mereka. Vito kemudian mengangkat tubuhnya yang ditopang satu tangan, sementara tangan lain memegang kejantannya. Vito mengarahkan kejantanannya keselah-selah paha Anggie. “Jangan  to, katanya cuma cium aja ” sergah Andra. “Rileks An” bujuk Vito, sambil mengosok-gosok ujung penisnya di kewanitaan Andra.“ Tapi.. To.. oohh..aahh” protes Andra tenggelam dalam desahannya sendiri.  “ Nikmatin aja An” “Ehh.. akkhh.. mpphh” Andra semakin mendesah“ Gitu An.. rileks..nanti lebih enak lagi ”“He eh To.. eesshh”“Enak An..?”“Ehh.. enaakk To”Aku benar-benar ternganga dibuatnya. Seumur hidup belum pernah aku melihat milik pria yang sebenarnya, apalagi adegan ‘live’ seperti itu. Tidak ada lagi protes apalagi penolakan hanya desahan kenikmatan Andra yang terdengar. “Aku masukin ya An” pertanyaan yang tidak membutuhkan jawaban. Vito langsung menekan pinggulnya, ujung kejantanannya tenggelam dalam kewanitaan  andra. “ Aakhh.. To..eengghh” erang Andra cukup keras, membuat bulu-bulu ditubuhku meremang mendengarnya. Vito lebih merunduk lagi dengan sikut menahan badan, perlahan pinggulnya bergerak turun naik serta mulutnya dengan rakus melumat payudara  Andra. “ Teruss.. Too.. enak banget.. ohh.. isep yang kerass sayangg ” Andra meracau. “ Aku suka sekali payudara kamu An.. mmhh ” “Aku juga suka kamu isep To.. ahh” Andra menyorongkan dadanya membuat Vito bertambah mudah melumatnya. Bukan hanya Andra yang terayun-ayun gelombang birahi, aku yang melihat semua itu turut hanyut dibuatnya. Tanpa sadar aku mulai meremas- remas payudara dan memainkan putingku sendiri, membuat mataku terpejam- pejam merasakan nikmatnya. Vito tahu Andra sudah pada situasi ‘ point of no return’, ia merebahkan badannya menindih Andra dan memeluknya seraya melumat mulut, leher dan telinga Andra dan.. kulihat Vito menekan pinggulnya, dapat kubayangkan bagaimana kejantanannya melesak masuk ke dalam rongga kenikmatan Andra. “ Auuwww.. To..sakiitt” jerit Andra.“Stop.. stop To”“Rileks An.. supaya enak nanti” bujuk  Vito, sambil terus menekan lebih dalam lagi. “ Sakit To.. pleasee..jangan diterusin”Terlambat.. seluruh kejantanan Vito telah terbenam di dalam  rongga kenikmatan Andra. Beberapa saat Vito tidak bergerak, ia mengecup-ngecup leher, pundak dan akhirnya payudara Andra kembali jadi bulan-bulanan lidah dan mulutnya. Perlakuan Vito membuat birahi Andra terusik kembali, ia mulai melenguh dan mendesah-desah, lama  kelamaan semakin menjadi- jadi. Bagian belakang  tubuh Vito yang mulai dari punggung, pinggang sampai buah pantatnya tak luput dari remasan- remasan tangan Andra. Vito memahami sekali keadaan Andra, pinggulnya mulai digerakan memutar perlahan sekali tapi mulutnya bertambah ganas melahap gundukan daging Andra yang dihiasi puting kecil kemerah-merahan.“ Uhh.. ohh.. To” desah kenikmatan Andra, kakinya dibuka lebih melebar lagi. Vito tidak  menyia- nyiakan kesempatan ini dipercepat ritme gerakan pinggulnya. “ Agghh.. ohh.. terus  Too” Andra meracau merasakan kejantanan Vito yang berputar-putar di kewanitaannya, kepalanya tengadah dengan mata terpejam, pinggulnya turut bergoyang. Merasakan gerakannya mendapat respon Vito tidak ragu lagi untuk menarik- memasukan batang kemaluannya.“ Aaauugghh.. sshh.. Too.. ohh.. Too” Andra tak kuasa lagi menahan luapan kenikmatan yang keluar begitu saya dari mulutnya. Pinggul Vito yang turun naik dan kaki Andra yang terbuka lebar membuat darahku berdesir, menimbulkan denyut-denyut di bagian sensitifku, kumasukan tangan kiri kebalik celana pendek dan CD. Tubuhku bergetar begitu jari-jemariku meraba-raba kewanitaanku. “ Ssshh.. sshh” desisku tertahan manakala jari tengahku menyentuh bibir  kemaluanku yang sudah basah, sesaat ‘life show’ Vito dan Andra terlupakan. Kesadaranku kembali begitu mendengar pekikan Andra. “Adduuhh.. Too.. nikmat sekalii” Andra terbuai dalam birahinya yang menggebu-gebu. “ Nikmati An.. nikmati sepuas- puasnya ”“Ssshh.. ahh.. ohh.. ennaak Too”“Punya kamu enaakk sekalii An.. uugghh ” “Ohh.. Too.. aku sayang kamu.. sshh ” desah Andra seraya memeluk, pujian Vito rupanya membuat Andra lebih  gresif, pantatnya bergoyang mengikuti irama hentakan- hentakan turun-naik pantat Vito. “ Enaak An.. terus goyang.. uhh.. eenngghh ” merasakan goyangan Andra Vito semakin  mempercepat hujaman-hujaman kejantanannya. “Ahh.. aahh.. Too. teruss.. sayaang” pekik Andra. Semakin liar keduanya bergumul, keringat kenikmatan membanjir menyelimuti tubuh mereka. “ Too.. tekan sayangg.. uuhh.. aku mau ke.. kelu.. aarrghh ” erang Andra.Vito menekan pantatnya dalam- dalam dan tubuh keduanya pun mengejang. Gema erangan kenikmatan mereka memenuhi seantero kamar dan kemudian keduanya..terkulai lemas. Dikamar aku gelisah mengingat-ingat kejadian yang baru saja kulihat, bayang- bayang Vito menyetubuhi Andra begitu menguasai pikiranku. Tak kuasa aku menahan tanganku untuk kembali mengusap- usap seluruh bagian sensitif di tubuhku namun keberadaan Susi sangat mengganggu menjelang ayam berkokok barulah  mataku terpejam. Dalam mimpi adegan itu muncul kembali hanya saja bukan Andra yang sedang disetubuhi Vito tetapi diriku. Jam 10.00 pagi harinya kami jalan- jalan menghirup udara puncak, sekalian membeli makanan dan cemilan sementara Susi dan Kelvin menunggu villa. Belum lagi 15 menit meninggalkan villa perutku tiba-tiba mulas, aku mencoba untuk bertahan, tidak berhasil, bergegas aku kembali ke villa. Selesai dari kamar  mandi aku mencari Susi dan Kelvin, rupanya mereka sedang di ruang TV dalam keadaan.. bugil. Lagi-lagi aku mendapat suguhan ‘ live show’ yang spektakuler. Tubuh Susi setengah  melonjor di sofa dengan kaki menapak kelantai, Kelvin berlutut dilantai dengan badan berada diantara kedua kaki Susi, Mulutnya mengulum-ngulum kewanitaan Susi, tak lama kemudian kelvin meletakan kedua tungkai kaki Susi dibahunya dan kembali menyantap segitiga venus’ yang semakin terpampang dimukanya. Tak ayal lagi Susi berkelojotan diperlakukan seperti itu. “ Ssshh.. sshh.. ahh” desis Susi.“Oohh.. Kel.. nikmat sekalii.. sayang” “Gigit.. Kel..pleasee.. gigitt”  “Auuwww.. pelan sayang gigitnyaa” Melengkapi kenikmatan yang sedang melanda dirinya satu tangan Susi mencengkram kepala Kelvin,  tangan lainnya meremas-remas payudara 36b-nya sendiri serta memilin putingnya. Beberapa saat kemudian mereka berganti posisi, Susi yang berlutut di lantai, mulutnya mengulum kejantanan Kelvin, kepalanya turun naik, tangannya mengocok-ngocok batang kenikmatan itu, sekali-kali dijilatnya bagai menikmati es krim. Setiap gerakan kepala Susi sepertinya memberikan sensasi yang luar biasa bagi Kelvin. “ Aaahh.. aauugghh.. teruss sayangg” desah Kelvin. Ohh.. sayangg.. enakk sekalii” Suara desahan dan erangan membuat Susi tambah bernafsu melumat kejantanan Kelvin. “ Ohh.. Susii.. ngga tahann.. masukin sayangg ” pinta Kelvin. Susi menyudahi lumatannya dan beranjak keatas berlutut disofa dengan pinggul Kelvin berada diantara pahanya, tangannya menggapai batang kenikmatan Kelvin diarahkan kemulut kewanitaannya dan dibenamkan. “ Aaagghh” keduanya melenguh panjang merasakan kenikmatan gesekan pada bagian sensitive mereka masing- masing. Dengan kedua tangan berpangku pada pahanya Susi mulai menggerakan pinggulnya mundur maju, karuan saja Kelvin mengeliat-geliat merasakan batangnya diurut-urut oleh kewanitaan Susi. Sebaliknya, milik Kelvin yang menegang keras dirasakan oleh Susi mengoyak-ngoyak dinding dan lorong kenikmatannya. Suara desahan, desisan dan lenguhan saling bersaut manakala kedua insan itu sedang dirasuk kenikmatan duniawi.Tontonan itu membuat aku tidak dapat menahan keinginanku untuk meraba-raba2 sekujur tubuhku, rasa gatal begitu merasuk kedalam kemaluanku. Kutinggalkan ‘live show’ bergegas menuju kamar, kulampiaskan birahiku dengan mengesek-gesekan bantal dikewanitaanku. Merasa tidak puas kusingkap rok miniku, kuselipkan tanganku kedalam CD-ku membelai- belai bulu-bulu tipis di permukaan kewanitaanku dan..akhirnya menyentuh klitorisku.“ Aaahh.. sshh.. eehh” desahku merasakan nikmatnya elusan- elusanku sendiri, jariku merayap tak terkendali ke bibir kemaluanku, membuka belahannya dan bermain-main ditempat yang mulai basah dengan cairan pelancar, manakala kenikmatan semakin membalut diriku tiba-tiba pintu terbuka.. Susi! Masih dengan pakaian kusut menerobos masuk, untung aku masih memeluk bantal, sehingga kegiatan tanganku tidak terlihat olehnya. “Ehh Ver.. kok ada disini, bukannya tadi ikut yang lain ?” sapa Susi terkejut. “ Iya Si.. balik lagi.. perut mules” “Aku suruh Kelvin beli obat ya” “Ngga usah Si.. udah baikan kok” “Yakin Ver?” “Iya ngga apa-apa kok” jawabku meyakinkan Susi yang kemudian kembali ke ruang tengah setelah mengambil yang dibutuhkannya. Sirna sudah birahiku karena rasa kaget. Malam harinya selesai makan kami semua berkumpul diruang tengah, Andri langsung memutar VCD X-2. Adegan demi adegan di film mempengaruhi kami, terutama kawan- kawan pria, mereka kelihatan gelisah. Film masih setengah main Susi dan Kelvin menghilang, tak lama kemudian disusul oleh Andra dan Vito. Tinggal aku, Toni dan Andri, kami duduk dilantai bersandar pada sofa, aku di tengah. Melihat adegan film yang bertambah panas membuat birahiku terusik. Rasa gatal menyeruak Dikewanitaanku mengelitik sekujur tubuh dan setiap detik berlalu semakin memuncak saja, aku jadi salah tingkah. Toni yang pertama melihat kegelisahanku. “ Kenapa Ver, gelisah banget horny ya ” tegurnya bercanda. “ Ngga lagi, ngaco kamu Ton” sanggahku. “ Kalau horny bilang aja Ver.. hehehe.. kan ada kita-kita ” Andri menimpali. “ Rese’ nih berdua, nonton aja tuh” sanggahku lagi menahan malu.Toni tidak begitu saja menerima sanggahanku, diantara kami ia paling tinggi jam terbangnya sudah tentu ia tahu persis apa yang sedang aku rasakan. Toni tidak menyia-nyiakannya, bahuku dipeluknya seperti biasa ia lakukan, seakan tanpa tendensi apa- apa. “ Santai Ver, kalau horny enjoy aja, gakusah malu.. itu artinya kamu  normal ” bisik Toni sambil meremas pundakku. Remasan dan terpaan nafas Toni saat berbisik menyebabkan semua bulu-bulu ditubuhku meremang, tanpa terasa tanganku meremas ujung rok. Toni menarik tanganku meletakan dipahanya ditekan sambil diremasnya,tak ayal lagi tanganku jadi meremas pahanya. “Remas aja paha aku Ver daripada rok ” bisik Toni lagi. Kalau sedang bercanda jangankan paha, pantatnya yang ‘geboy’ saja kadang aku remas tanpa rasa apapun, kali ini merasakan paha Toni dalam remasanku membuat darahku berdesir keras.“ Ngga usah malu Ver, santai aja” lanjutnya lagi. Entah karena bujukannya atau aku sendiri yang menginginkan, tidak jelas, yang pasti tanganku tidak beranjak dari pahanya dan setiap ada adegan yang ‘ wow’ kuremas pahanya.  merasa mendapat angin, Toni melepaskan angkulannya dan memindahkan tangannya di atas pahaku, awalnya masih dekat dengkul lama kelamaan makin naik, setiap gerakan tangannya membuatku merinding. Entah bagaimana mulainya tanpa kusadari tangan Toni sudah berada  dipaha dalamku, tangannya mengelus-elus dengan halus, ingin menepis, tapi, rasa  geli-geli enak yang timbul begitu kuatnya, membuatku membiarkan kenakalan tangan Toni yang semakin menjadi-jadi. “ Ver gue suka deh liat leher sama pundak kamu ” bisik Toni seraya mengecup pundakku. Aku yang sudah terbuai elusannya karuan saja tambah menjadi-jadi dengan kecupannya itu. “ Jangan Ton” namun aku berusaha menolak. “ Kenapa Ver, Cuma pundak aja kan” tanpa perduli penolakanku Toni tetap saja mengecup, bahkan semakin naik keleher, disini aku tidak lagi berusaha ‘ jaim’. “Ton.. ahh” desahku tak tertahan lagi. “ Enjoy aja Ver” bisik Toni lagi, sambil mengecup dan menjilat daun telingaku. “ Ohh Ton” aku  sudah tidak mampu lagi menahan, semua rasa yang terpendam sejak melihat ‘live show’ dan film, perlahan merayapi lagi tubuhku. Aku hanya mampu tengadah merasakan kenikmatan mulut Toni di leher dan telingaku. Andri yang sedari tadi asik nonton melihatku seperti itu tidak tinggal diam, ia pun mulai turut melakukan hal yang sama. Pundak, leher dan telinga sebelah kiriku jadi sasaran mulutnya. Melihat aku sudah pasrah mereka semakin agresif. Tangan Toni semakin naik hingga akhirnya menyentuh kewanitaanku yang masih terbalut CD. Elusan-elusan di kewanitaanku, emasan Andri di payudaraku dan kehangatan mulut mereka dileherku membuat magma birahiku menggelegak sejadi-jadinya. “ Agghh.. Tonn.. Drii.. ohh.. sshh” desahanku bertambah keras. Andri menyingkap tang-top dan braku bukit kenyal 34b-ku menyembul,langsung dilahapnya dengan rakus. Toni juga beraksi memasukan tangannya kedalam CD meraba-raba kewanitaanku yang sudah basah oleh cairan pelicin. Aku jadi tak terkendali dengan serangan mereka tubuhku bergelinjang keras. “ Emmhh.. aahh.. ohh.. aagghh” desahanku berganti menjadi erangan-erangan. Mereka melucuti seluruh penutup tubuhku, tubuh polosku dibaringkan dilantai beralas karpet dan mereka pun kembali menjarahnya. Andri melumat bibirku dengan bernafsu lidahnya menerobos kedalam rongga mulutku, lidah kami saling beraut, mengait dan menghisap dengan liarnya. Sementara Toni menjilat-jilat pahaku lama kelamaan semakin naik.. naik.. dan akhirnya sampai di kewanitaanku, lidahnya bergerak-gerak liar di klitorisku, bersamaan dengan itu Andri pun sudah melumat payudaraku, putingku yang kemerah-merahan jadi bulan-bulanan bibir dan  idahnya. Diperlakukan seperti itu membuatku kehilangan kesadaran, tubuhku bagai terbang diawang- awang, terlena dibawah kenikmatan hisapan- hisapan mereka. Bahkan aku mulai berani punggung Andri kuremas- remas, kujambak rambutnya dan merengek-rengek meminta mereka untuk tidak berhenti melakukannya. “ Aaahh.. Tonn.. Drii.. teruss.. sshh.. enakk sekalii ” “Nikmatin Ver.. nanti bakal lebih lagi ” bisik Andri seraya menjilat dalam-dalam telingaku. Mendengar kata ‘ lebih lagi’ aku seperti tersihir, menjadi hiperaktif pinggul kuangkat- angkat, ingin Toni melakukan lebih dari sekedar menjilat, ia memahami, disantapnya kewanitaanku dengan menyedot- nyedot gundukan daging yang semakin basah oleh ludahnya dan cairanku. Tidak berapa lama kemudian aku merasakan kenikmatan itu semakin memuncak, tubuhku menegang, kupeluk Andri-yang sedang menikmati puting susu-dengan kuatnya. “Aaagghh.. Tonn.. Drii.. akuu.. oohh” jeritku keras, dan merasakan hentak- hentakan kenikmatan didalam kewanitaanku. Tubuhku melemas.. lungai. Toni dan Andri menyudahi ‘ hidangan’ pembukanya,  dibiarkan tubuhku beristirahat dalam kepolosan, sambil memejamkan mata kuingat-ingat apa yang baru saja kualami. Permainan Andri di payudara dan Toni di kewanitaanku yang menyebarkan kenikmatan yang belum pernah kualami sebelumnya, dan hal itu telah kembali menimbulkan getar- getar birahi diseluruh tubuhku. Aku semakin tenggelam saja dalam bayang- bayang yang menghanyutkan, dan tiba-tiba kurasakan hembusan nafas ditelingaku dan rasa tidak asing lagi.. hangat basah.. Ahh.. bibir dan lidah Andri mulai lagi, tapi kali ini tubuhku seperti di gelitiki ribuan semut, ternyata Andri sudah polos dan bulu-bulu lebat di tangan dan dadanya menggelitiki tubuhku. Begitupun Toni sudah bugil, ia membuka keduapahaku lebar-lebar dengan kepala sudah berada diantaranya. Mataku terpejam,aku sadar betul apa yang akan terjadi, kali ini mereka akan menjadikan tubuhku sebagai ‘ hidangan’ utama. Ada rasa kuatir dan takut tapi juga menantikan kelanjutannya dengan berdebar. Begitu kurasakan mulut Toni yang berpengalaman mulai beraksi.. hilang sudah rasa kekuatiran dan ketakutanku. Gairahku bangkit merasakan lidah Toni menjalar dibibir kemaluanku, ditambah lagi Andri yang dengan lahapnya menghisap-hisap putingku membuat tubuhku mengeliat- geliat merasakan geli dan nikmat dikedua titik sensitive tubuhku. “ Aaahh.. Tonn.. Drii.. nngghh.. aaghh” rintihku tak tertahankan lagi Toni kemudian Mengganjal pinggulku dengan bantal sofa sehingga pantatku menjadi terangkat, lalu kembali lidahnya bermain dikemaluanku. Kali ini ujung lidahnya sampai masuk kedalam liangkenikmatanku, bergerak-gerak liar diantara kemaluan dan anus, seluruh tubuhku bagai tersengat aliranlistrik aku hilang kendali. Aku merintih, mendesah bahkan menjerit- jerit merasakan kenikmatan yang tiada taranya. Lalu kurasakan sesuatu yang hangat keras berada dibibirku.. kejantanan Andri! Aku mengeleng- gelengkan kepala Menolak keinginannya, tapi Andri tidak menggubrisnya ia malah Manahan kepalaku dengan tangannya agar tidak bergerak “ Jilat.. Ver” perintahnya tegas. Aku tidak lagi bias menolak, kujilat batangnya yang besar dan sudah keras membatu itu, Andri mendesah- desah merasakan jilatanku. “ Aaahh.. Verr.. jilat terus.. nngghh” desah Andri. “ Jilat kepalanya Ver” aku menuruti permintaannya yang tak mungkin kutolak Lama kelamaan aku mulai terbiasa dan dapat merasakan  juga enaknya menjilat-jilat batang penis itu, lidahku berputar dikepala kemaluannya membuat Andri mendesis desis. “Ssshh.. nikmat sekali Verr.. isep sayangg.. isep ” pintanya diselah- selah desisannya. Aku tak tahu harus berbuat bagaimana, kuikuti saja apa yg pernah kulihat di film, kepala kejantanannya pertama-tama kumasukan kedalam mulut, Andri meringis. “Jangan pake gigi Ver.. isep aja” protesnya, kucoba lagi, kali ini Andri mendesis nikmat.“ Ya.. gitu sayang.. sshh.. enak.. Ver”Melihat Andri saat itu membuatku turut larut dalam kenikmatannya, apalagi ketika sebagian kejantanannya melesak masuk menyentuh langit- langit mulutku, belum lagi kenakalan lidah Toni yang tiada henti-hentinya menggerayangi setap sudut kemaluanku. Aku semakin terombang- ambing dalam gelombang samudra birahi yang melanda tubuhku, aku bahkan tidak malu lagi mengocok-ngocok kejantanan Andri yang separuhnya berada dalam mulutku. Beberapa saat kemudian Andrimempercepat gerakan pinggulnya dan menekan lebih dalam batang kemaluannya,tanganku tak mampu menahan laju masuknya kedalam mulutku. Aku menjadi gelagapan, ku geleng-gelengkan kepalaku hendak melepaskan benda panjang itu tapi malah berakibat sebaliknya, gelengan kepalaku membuat kemaluannya seperti dikocok-kocok. Andri bertambah beringas mengeluar-masukan batangnya dan.“ Aaagghh.. nikmatt.. Verr.. aku..kkeelluaarr” jerit Andri, air maninya menyembur- nyembur keras didalam mulutku membuatku tersedak, sebagian meluncur ke tenggorokanku sebagian lagi tercecer keluar dari mulutku. Aku sampai terbatuk-batuk dan meludah-ludah membuang sisa yang masih ada dimulutku. Toni tidak kuhiraukan aku langsung duduk bersandar menutup dadaku dengan bantal sofa. “ Gila Andri.. kira-kira dong” celetukku sambil bersungut-sungut. “ Sorry Ver.. ngga tahan.. abis isepan kamu enak banget” jawab Andri dengan tersenyum. “ Udah Ver jangan marah, kamu masih baru nanti lama lama juga bakal suka ” sela Toni seraya mengambilkan aku minum dan membersihkan sisa air mani dari mulutku. Toni benar, aku sebenarnya tadi menikmati sekali, apalagi melihat mimik Andri saat akan keluar hanya saja semburannya yang membuatku kaget. Toni membujuk dan memelukku dengan lembut sehingga kekesalanku segera surut. Dikecupnya keningku, hidungku dan bibirku. Kelembutan Perlakuannya membuatku lupa dengan kejadian tadi. Kecupan dibibir berubah menjadi lumatan-lumatan yang semakin memanas kami pun saling memagut, lidah Toni menerobos mulutku meliuk-liuk bagai ular, aku terpancing untuk membalasnya. Ohh.. sungguh luar biasa permainan lidahnya, leher dan telingaku kembali menjadi sasarannya membuatku sulit menahan desahan- desahan kenikmatan yang begitu saja meluncur keluar dari mulutku. Toni merebahkan tubuhku kembali dilantai beralas karpet, kali ini dadaku dilahapnya puting yang satu dihisap-hisap satunya lagi dipilin- pilin oleh jari-jarinya. Dari dada kiriku tangannya melesat turun ke kewanitaanku, dielus-elusnya kelentit dan bibir kemaluanku. Tubuhku langsung mengeliat-geliat merasakan kenakalan jari-jari Toni. “ Ooohh.. mmppff.. ngghh.. sshh” desisku tak tertahan. “ Teruss.. Tonn..aakkhh”Aku menjadi lebih menggila waktu Toni mulai memainkan lagi lidahnya di kemaluanku, seakan kurang lengkap kenikmatan yang kurasakan, kedua tanganku meremas- remas payudaraku sendiri. “ Ssshh.. nikmat Tonn.. mmpphh” desahanku semakin menjadi-jadi. Tak lama kemudian Toni merayap naik keatas tubuhku, aku berdebar menanti apa yang akan terjadi. Toni membuka lebih lebar kedua kakiku, dan kemudian kurasakan ujung kejantanannya menyentuh mulut kewanitaanku yang sudah basah oleh cairan cinta. “ Aauugghh.. Tonn..pelann” jeritku lirih,saat kepala kejantanannya melesak masuk kedalam rongga kemaluanku. Toni menghentikan dorongannya, sesaat ia mendiamkan kepala kemaluannya dalam kehangatan liang kewanitaanku. Kemudian-masih sebatas ujungnya- secara perlahan ia mulai memundur- majukannya. Sesuatu yang aneh segera saja menjalar dari gesekan itu keseluruh tubuhku. Rasa geli, enak dan entah apalagi berbaur ditubuhku membuat pinggulku mengeliat-geliat mengikuti tusukan- tusukan Toni. “ Ooohh.. Tonn.. sshh.. aahh.. enakk Tonn ” desahku lirih aku benar-benar tenggelam dalam kenikmatan yang luar biasa akibat gesekan-gesekan di mulut kewanitaanku. Mataku terpejam- pejam kadang kugigit bibir bawahku seraya mendesis “ Enak.. Ver” Tanya Toni berbisik. “ He ehh Tonn.. oohh enakk.. Tonn.. sshh” “Nikmatin Ver..nanti lebih enak lagi ” bisiknya lagi. “Ooohh.. Tonn.. ngghh” Toni terus mengayunkan pinggulnya turun- naik-tetap sebatas ujung kejantanannya-dengan ritme yang semakin cepat. Selagi aku terayun- ayun dalam buaian birahi, tiba-tiba Toni menekan kejantanannya lebih dalam membelah kewanitaanku. “ Auuhh.. sakitt Tonn” jeritku saat Kejantanannya merobek selaput daraku, rasanya seperti tersayat silet, Toni menghentikan tekanannya. “ Pertama sedikit sakit Ver.. nanti juga hilang kok sakitnya ” bisik Toni seraya menjilat dan menghisap telingaku. Entah bujukannya atau karena geliat liar lidahnya, yang pasti aku mulai merasakan nikmatnya milik Toni yang keras dan hangat didalam rongga kemaluanku. Toni kemudian menekan lebih dalam lagi, membenamkan seluruh batang kemaluannya dan mengeluar- masukannya. Gesekankejantanannya dirongga kewanitaanku menimbulkan sensasi yang luar biasa! Setiap tusukan dan tarikannya membuatku menggelepar-gelepar.“ Ssshh.. ohh.. ahh..enakk Tonn.. empphh ” desahku tak tertahan.“ Ohh.. Verr.. enak banget punya kamu.. oohh ” puji Toni diantara lenguhannya. “ Agghh.. terus Tonn.. teruss” aku meracau tak karuan merasakan nikmatnya hujaman- hujaman kejantanan Toni di kemaluanku Peluh-peluh birahi mulai menetes membasahi tubuh. Jeritan, desahan dan lenguhan mewarnai pergumulan kami. Menit demi menit kejantanan Toni menebar kenikmatan ditubuhku. Magma birahi semakin menggelegak sampai akhirnya tubuhku tak lagi mampu menahan letupannya. “ Tonii.. oohh.. tekan Tonn.. agghh.. nikmat sekali Tonn ” jeritan dan erangan panjang terlepas dari mulutku. Tubuhku mengejang, kupeluk Toni erat- erat, magma birahiku meledak, mengeluarkan cairan kenikmatan yang membanjiri relung- relung kewanitaanku. Tubuhku terkulai lemas, tapi itu tidak berlangsung lama Beberapa menit kemudian Toni mulai lagi memacu gairahku, hisapan dan remasan didadaku serta pinggulnya yang berputar kembali membangkitkan birahiku. Lagi-lagi tubuhku dibuat mengelepar-gelepar terayun dalam kenikmatan duniawi. Tubuhku dibolak- balik bagai daging panggang, setiap posisi memberikan sensasi yang berbeda. Entah berapa kali kewanitaanku berdenyut-denyut mencapai klimaks tapi Toni sepertinya belum ingin berhenti menjarah tubuhku Selagi posisiku di atas Toni, Andri yang sedari tadi hanya menonton serta merta menghampiri kami, dengan berlutut ia memelukku dari belakang. Leherku dipagutnya seraya kedua tangannyamemainkan buah dadaku. Apalagi ketika tangannya mulai bermain-main diklitorisku membuatku menjadi tambah meradang  Kutengadahkan  kepalaku bersandar pada pundak Andri, mulutku yang tak   henti-hentinya mengeluarkan desahan dan lenguhan langsung dilumatnya. Pagutan Andri kubalas, kami saling melumat, menghisap dan bertukar lidah. Pinggulku semakin bergoyang berputar, mundur dan maju dengan liarnya. Aku begitu menginginkan kejantanan Toni mengaduk-aduk seluruh isi rongga kewanitaanku yang meminta lebih dan lebih lagi. “Aaargghh.. Verr..enak banget.. terus Ver.. goyang terus ”terang Toni.Erangan Toni membuat gejolak birahiku semakin menjadi-jadi,kuremas buah dadaku sendiri yang ditinggalkan tangan Andri.. Ohh aku sungguh menikmati  semua ini. Andri yang merasakurang pause minta merubah posisi. Toni duduk disofa dengan kaki menjulur dilantai,  akupun merangkak kearah batang kemaluannya. “ Isep Ver” pinta Toni, segera kulumat Kejantanannya dengan rakus. “ Ooohh.. enak Ver.. isep terus” Bersamaan dengan itu kurasakan Andri menggesek-gesek bibir kemaluanku dengan kepala kejantanannya. Tubuhku bergetar hebat, saat batang kemaluan Andri-yang satu setengah kali lebih besar dari milik Toni-dengan perlahan menyeruak menembus bibir kemaluanku dan terbenam didalamnya. Tusukan-tusukan kejantanan Andri serasa membakar tubuh, birahiku kembali menggeliat keras. Aku menjadi sangat binal merasakan sensasi erotis dua batang kejantanan didalam tubuhku. Batang kemaluan Toni kulumat dengan sangat bernafsu. kesadaranku hilang sudah naluriku yang menuntun melakukan semua itu. “Verr.. terus Verr.. gue ngga tahan lagi.. Aaarrgghh ” erang Toni. Aku tahu Toni akan segera Menumpahkan cairan Kenikmatannya dimulutku, aku lebih siap kali ini. Selang berapa saat kurasakan semburan-semburan  hangat sperma Toni. “Aaagghh.. nikmat banget Verr.. isep teruss.. telan Verr” jerit Toni, lagi-lagi naluriku menuntun agar aku mengikuti permintaan Toni, kuhisap kejantananya yang menyemburkan cairan hangat dan.. kutelan  cairan itu. Aneh! Entah karena rasanya, atau  sensasi sexual karena melihat Toni yang mencapai klimaks, yang pasti aku sangat menyukai cairan itu. Kulumat terus itu hingga tetes terakhir dan benda keras itu mengecil.. lemas.Toni beranjak meninggalkan aku dan Andri, sepeninggal Toni aku merasa ada yang  kurang. Ahh.. ternyata dikerjai dua pria jauh lebih mengasikkan buatku. Namun hujaman-hujaman kemaluan Andri yang begitu bernafsu dalam posisi ‘ doggy’ dapat   membuatku kembali merintih-rintih.Apalagi ditambah dengan elusan-elusan Ibu jarinya dianusku. Bukan hanya itu, setelah diludahi Andri bahkan memasukan Ibu jarinya ke lubang anusku. Sodokan-sodokan dikewanitaanku dan Ibu jarinya dilubang anus membuatkumengerang-erang.“ Ssshh.. engghh..yang keras Drii.. mmpphh ”“Enak banget Drii..aahh.. oohh Mendengar eranganku Andri tambah bersemangat menggedor kedua lubangku, Ibu jarinya kurasakan tambah dalam menembus anusku, membuatku tambah lupa daratan. Sedang asiknya menikmati, Andri mencabut kejantanan dan Ibu jarinya.  Andrii.. kenapa dicabutt” protesku. “Masukin lagi Dri.. pleasee” pintaku menghiba. Sebagai jawaban aku hanya merasakan ludah Andri berceceran di lubang anusku, tapi kali ini lebih banyak. Aku masih belum mengerti apa yang akan dilakukannya. Saat Andi mulai menggosok kepala penisnya dilubang anus baru aku sadar apa yang akan dilakukannya. Andrii.. pleasee.. jangan disitu” aku menghiba meminta Andri jangan melakukannya. Andri tidak menggubris, tetap saja digosok-gosokannya, ada rasa geli-geli enak kala ia melakukan hal itu. Dibantu dengan sodokan jarinya dikemaluanku hilang sudah protesku. Tiba-tiba kurasakan kepala kemaluannya  sudah menembus anusku. Perlahan namun pasti, sedikit demi sedikit batang kenikmatannya membelah anusku dan tenggelam habis didalamnya. “Aduhh sakitt Drii.. akhh..!” keluhku pasrah karena rasanya mustahil menghentikan Andri. “ Rileks Ver.. seperti tadi, nanti juga hilang sakitnya” bujuknya seraya mencium punggung dan satu tangannya lagi mengelus-elus klitorisku. Separuh tubuhku yang tengkurap disofa sedikit membantuku, dengan begitu memudahkan aku untuk mencengram dan mengigit bantal sofa untuk mengurangi rasa sakit. Berangsur- angsur rasa sakit itu hilang, aku bahkan mulai menyukai batang keras Andri yang menyodok - nyodok anusku Perlahan-lahan perasaan nikmat mulai menjalar disekujur tubuhku. “ Aaahh.. aauuhh. oohh Drii” erang- erangan birahiku mewarnai setiap sodokan penis Andri yang besar itu.Andri dengan Buasnya menghentak- hentakan pinggulnya. Semakin keras Andri menghujamkan kejantananya semakin aku terbuai dalam kenikmatan Toni yang sudah pulih dari ‘ istirahat’nya tidak ingin hanya menonton, ia kembali bergabung. Membayangkan akan dijarah lagi oleh mereka menaikan tensi gairahku. Ata inisiatif Toni kam pindah kekamar tidur, jantungku berdebar-debar menanti permainan mereka. Toni merebahkan diri terlentang ditempat tidur dengan kepala beralas bantal, tubuhku ditarik menindihinya. Sambil melumat mulutku- yang segera kubalas dengan bernafsu-ia membuka lebar kedua pahaku dan langsung menancapkan kemaluannya kedalam vaginaku. Andri yang berada Dibelakang membuka belahan pantatku dan meludahi lubang anusku. Menyadari apa yang akan mereka lakukan menimbulkan getaran birahi yang tak terkendali ditubuhku. Sensasi sexual yang luar bias hebat kurasakan saat kejantanan mereka yang keras mengaduk-aduk rongga kewanitaan dan anusku. Hentakan-hentakan milik mereka dikedua lubangku memberi kenikmatan yang tak terperikan.Andri yang sudah lelah berlutut meminta merubah posisi, ia mengambil posisi tiduran, tubuhku terlentang diatasnya, kejantanannya  tetap berada didalam anusku. Toni langsung membuka lebar-lebar kakiku dan menghujamkan kejantanannya dikemaluanku yang terpampang menganga. Posisi ini membuatku semakin menggila, karena bukan hanya kedua lubangku yang digarap mereka tapi juga payudaraku. Andri dengan mudahnya memagut leherku dan satu tangannya meremas buah dadaku, Toni melengkapinya dengan menghisap puting buah dadaku satunya. Aku sudah tidak mampu lagi menahan deraan kenikmatan demi kenikmatan yang menghantam sekujur tubuhku. Hantaman-hantaman Toni yang semakin buas dibarengi sodokan Andri, sungguh tak terperikan rasanya. Hingga akhirnya kurasakan sesuatu didalam kewanitaanku akan meledak, keliaranku menjadi-jadi. “ Aaagghh.. ouuhh.. Tonn.. Drii.. tekaann ” jerit dan erangku tak karuan. Dan tak berapa lama kemudian tubuhku serasa melayang, kucengram pinggul Toni kuat-kuat, kutarik agar batangnya menghujam keras dikemaluanku, seketika semuanya menjadi gelap pekat.  Jeritanku, lenguhan dan erangan mereka menjadi satu. “ Aduuhh.. Tonn.. Drii.. nikmat sekalii”Aaarrghh.. Verr.. enakk bangeett”  Keduanya menekan dalam-dalam milik  mereka, cairan hangat menyembur hampir bersamaan dikedua lubangku.tubuhku bergetar keras didera kenikmatan yang amat sangat dahsyat, tubuhku mengejang berbarengan dengan hentakan-hentakan dikewanitaanku dan akhirnya kami.terkulai lemas.Sepanjang malam tak henti-hentinya kami mengayuh kenikmatan demi kenikmatan sampai akhirnya tubuh kami tidak lagi mampu mendayung. Kami terhempas kedalam mimpi dengan senyum kepuasan.  dihari-hari berikutnya bukan hanya Andri dan Toni  yang memberikan kepuasan, tapi juga pria-pria lain yang aku sukai. Tapi aku tidak pernah bias meraih kenikmatan bila hanya dengan satu pria.. aku baru akan mencapai kepuasan bila‘ dijarah’ oleh dua atau tiga pria sekaligus….



Di perkosa Bule

Suatu saat suamiku harus  meneruskan S2nya ke luar negeri untuk tugas perusahaan Aku mengantar kepergian suamiku sampai di bandara. Demikian sejak itu, aku harus membiasakan hidupnya dengan jadwal tugas suamiku, suatu hari menjelang sore hari, setelah menyediakan  makan malam di atas meja, yang pada saat ini  harus disiapkan sendiri, sebab pembantuku sedang pulang kampung, karena
mendadak ada keluarga dekatnya di kampung yang sakit berat. John, teman suamiku yang orang Italy pada waktu mereka sekolah di Inggris bersama, sedang mendapat tugas di Indonesia sementara ini tinggal dirumah. Telah hampir satu bulan John tinggal bersama kami, istrinya tetap berada di Italy.
Seperti biasanya setelah selesai makan bersama, aku kembali kekamar dan karena udara diluar terasa panas aku ingin mengambil shower lalu aku mengambil handuk dan masuk ke kamar mandi untuk berpancur. Letak kamar mandi menyambung dengan kamar tidurnya. Setelah selesai mandi, aku  mengeringkan tubuhku dan dengan hanya membungkus tubuhku dengan handuk mandi, aku membuka pintu kamar mandi dan masuk ke dalam kamar tidurku. Disudut
seberang kamar tidur yang tidak tertutup pintunya terlihat John sedang santai dikamarnya, rupanya dia telah selesai makan dan masuk ke kamarnya untuk nonton TV memang dia lebih senang di dalam kamar yang lantainya dilapisi karpet tebal dan udaranya dingin
oleh AC. Dengan masih dililit handuk, aku duduk di depan meja rias untuk mengeringkan dan bersisir rambut. Pada saat itu John kulihat dari cerminku mendadak bangkit dari tempat duduknya dan berjalan mondar mandir di dalam ruangan kamarnya, terlihat malam ini John agak gelisah, tidak seperti biasa yang selalu menutup pintu kamarnya, malam ini dia mondar mandir dan sekali- sekali matanya yang biru kecoklatan melihat ke arahku yang sedang duduk menyisir rambutku. Melihat John seperti itu, aku bangkit berdiri dan berjalan menuju pintu untuk menutup pintu kamarku aku sempat melihat John tersenyum padaku sambil berkata, "Hai Hesty kau cantik sekali malam ini..!". Tiba tiba John langsung berdiri melintas kamarnya, tanpa aba-aba salah satu kakinya menahan pintu kamarku lalu tangannya yang
kekar mencoba menggapai pinggangku, tercium olehku bau alkohol dari mulutnya rupanya John baru saja minum whisky, "..John, sadar.. aku Hesty istri temanmu..!" John bisa bicara dalam bahasa Indonesia, aku mencoba berbalik dan karena eratnya
pegangannya di pinggangku, aku terhuyung- huyung dan aku jatuh telentang di lantai yang dilapisi karpet tebal. Kedua kakiku terpentang lebar, sehingga handuk yang tadinya menutupi bagian bawahku tersingkap, yang mengakibatkan bagian bawahku terbuka polos
terlihat bagian pahaku yang putih mulus masih agak basah karena belum sempat kering dengan
betul. Rupanya minuman keras sangat mempengaruhi pikiran John yang sudah begitu lama tidak kencan dengan wanita, John dengan cepat berjalan ke arahku yang sedang telentang di lantai dan sekarang jongkok diantara kedua kakiku yang
terbuka lebar itu. Dengan cepat kepalanya telah berada diantara pangkal pahaku dan tiba-tiba terasa lidahnya yang kasar dan basah itu mulai menjilati pahaku, hal ini menimbulkan perasaan yang sangat geli. Aku mencoba menarik badannya ke atas untuk menghindari
serbuannya pada pahaku, akan tetapi tangannya begitu kekar tubuhnya terlihat besar dan atletis menahan tubuhku. John menunjukan matanya yang jalang, yang membuat aku ketakutan sehingga badanku terdiam dengan kaku. Kedua matanya melotot dengan buas melihat ke arah selangkanganku, kepalanya berada diantara kedua pahaku. Jilatannya makin naik ke atas dan tiba-tiba badanku menjadi kejang ketika bibir John itu terasa menyentuh pinggir dari belahan bibir kemaluanku dari
bawah terus naik ke atas dan akhirnya badanku terasa meriang ketika lidah John yang besar basah dan kasar itu menyentuh klitorisku dan menggesek dengan suatu jilatan yang panjang, yang membuat aku terasa terbang melayang-layang bagaikan layang-
layang putus ditiup angin. "..Aaarrgghh..!" tak terasa keluar keluhan panjang dari mulutku. Tubuhku terus bergetar-getar seperti orang kena setrum dan mataku terbeliak melihat kearah lidah John yang bolak balik menyapu belahan bibir kemaluanku dan dengan tanpa kusadari kedua pahaku makin kubuka lebar, memberikan peluang yang makin besar pada lidah John bermain-main pada belahan kemaluanku. Dengan tak dapat ditahan lagi, cairan pelumas mulai membanjiri keluar dari dalam kemaluanku dan dari cairan ini makin membuat John makin giat memainkan lidahnya terus menyapu dari bawah ke atas, mulai dari permukaan lubang anusku  naik terus menyapu belahan bibir vaginaku sampai pada puncaknya yaitu pada klitorisku. Ohhh... ssshh... gilaa.. aku dibuat melayang..! dengan cepat vaginaku menjadi basah kuyup oleh cairan birahi yang keluar terus menerus dari dalam vaginaku. Sejenak aku seakan-akan lupa diri, terbawa oleh nafsu birahi yang melanda..! akan tetapi pada saat berikut aku baru sadar akan situasi yang menimpaku "Aduuuhh benar-benar gila ini, aku terbuai oleh nafsu karena sentuhan seorang laki laki bule.. aaahh.. tidak.. tidak bisa ini terjadi!", dengan cepat aku menarik tubuhku dan mencoba bergulir membalik badan untuk bisa meloloskan diri dari John. Dengan membalik badan, sekarang aku merangkak dengan kedua tangan dan lutut dan rupanya ini suatu gerakan yang salah yang berakibat sangat sangat fatal bagiku karena dengan tiba-tiba terasa sesuatu tenaga yang besar menahan pinggangku dan ketika masih dalam keadaan merangkak itu aku menoleh kepalaku ke belakang, terlihat John dengan kedua tangannya merangkul pinggangku dan kepalanya mendekap punggungku tangannya mencoba menarik handuk yang hanya tinggal separoh melilit badanku, badannya yang berat itu menekan tubuhku. Aku mencoba merangkak maju dan berpegang pada tepi tempat  tidur untuk mencoba berdiri, akan tetapi tiba- tiba John menekan badannya yang beratnya hampir 80 Kg itu sehingga posisiku yang sudah setengah berlutut, karena beratnya badan John, akhirnya
aku tersungkur ke tempat tidur dengan posisi berlutut di pinggir tempat tidur dan separuh badan tertelungkup di atas tempat tidur, di mana badan John menindih badanku. Kedua kaki John berlutut sambil bertumpu di lantai diantara kedua pahaku yang agak terkangkang dan karena posisi badanku yang tertelungkup itu, akhirnya handuk yang setengah melilit dan menutupi badanku lepas, sehingga seluruh tubuhku terbuka telanjang dengan lebar. Terdengar John mendesah melihat pinggangku yang ramping serta bongkahan pantatku yang bulat menonjol. "..Oh..Hesty tak kusangka kau begitu sexy..!" Tubuh John makin dirapatkan ketubuhku, sehingga terasa pantatku tergesek oleh kedua pahanya yang besar dan berbulu. Dalam usaha merenggangkan kedua kakiku, tangan John bergerak-gerak di selangkanganku dan tanpa dapat dihindari bagian bawah vaginaku tergesek-gesek oleh jari jarinya yang besar besar itu. Bagai terkena aliran listrik aku menjerit, "Ouch..! ..Jooohn.. jaaangaaan..!" Aku mencoba melawannya, tetapi kedua
tanganku tidak
dapat digerakkan
karena terhimpit
diantara badanku
sendiri. Tiba-tiba
aku merasakan
ada suatu benda
kenyal, bulat
panas terhimpit
pada belahan
pantatku dan
tiba-tiba aku
menyadari akan
bahaya yang akan
menimpaku, John
rupanya sudah
mulai beraksi
dengan
menggesek-
gesekan batang
kemaluannya
pada belahan
kenyal pantatku.
"Auooohh.. John..
stopp..! pleasee..
aach..!" dengan
panik aku
mencoba
menyuruhnya
berhenti
melakukan
aksinya, akan
tetapi seruan itu
tidak dipedulikan
oleh John
malahan sekarang
terasa gerakan-
gerakan menusuk
nusuk benda
tersebut pada
belahan
bongkahanku
mula-mula
perlahan dan
semakin lama
semakin gencar
saja. Aku menoleh
ke kanan, ke arah
kaca besar lemari
yang persis
berada di samping
kanan tempat
tidur, terlihat
batang kemaluan
orang asing
tersebut telah
tegang dan ya
ampun.. besaaar
sekali..! dan
terlihat batang
kemaluannya
yang merah
berurat bagai
sosis besar
dengan ujungnya
berbentuk agak
bulat sedang
menggesek gesek
bagian pantatku.
Rupanya Orang
asing ini sudah
sangat
terangsang dan
sekarang dia
sedang berusaha
memperkosaku.
Aku benar-benar
menjadi panik,
bagaimana tidak..
aku akan
diperkosa oleh
teman suamiku
yang tampak
sedang kesetanan
oleh nafsu
birahinya.
Tanpa kusadari
sodokan-sodokan
batang kemaluan
John semakin
gencar saja,
sehingga aku
yang melihat
melalui cermin
gerakan pantat
bule yang bahenol
pahanya yang
kekar benar-
benar membuatku
terpana karena
gerakan tekanan-
tekanan ke depan
pantatnya benar-
benar sangat
cepat dan gencar,
terasa sekarang
serangan-
serangan kepala
batang
kemaluannya
tersebut mulai
menimbulkan
perasaan geli
pada belahan
pantatku dan
kadang-kadang
ujung batang
kemaluannya
menyentuh
dengan cepat
lubang anusku,
menimbulkan
perasaan geli
yang amat
sangat.
Terlihat kedua
kakinya
melangkah ke
depan, sehingga
sekarang kedua
pahanya yang
berbulu memepeti
kedua pahaku dan
gerakan tekanan
dan cocolan-
cocolan kepala
batang
kemaluannya
mulai terarah
menyentuh bibir
kemaluanku, aku
menjadi
bertambah panik,
disamping
perasaan yang
mulai terasa tidak
menentu, karena
sodokan-sodokan
kepala batang
kemaluan John
menimbulkan
perasaan geli dan
mulai
membangkitkan
nafsu birahiku
yang sama sekali
aku tidak
kehendaki.
Akhirnya dengan
suatu gerakan
dan tekanan yang
cepat, John
mendorong
pantatnya ke
depan dengan
kuat, sehingga
kemaluannya
yang telah
terjepit diantara
bibir kemaluanku
yang memang
telah basah kuyup
dan licin itu,
akhirnya
terdorong masuk
dengan kuat dan
terbenam ujung
kemaluannya
kedalam
vaginaku, diikuti
dengan jeritan
panjang
kepedihan yang
keluar dari
mulutku.
"Aduuuhh..!"
kepalaku
tertengadah ke
atas dengan mata
yang melotot
serta mulut yang
terbuka megap-
megap kehabisan
udara serta kedua
tangan
mencengkeram
dengan kuat pada
kasur. Akan tetapi
John, tanpa
memberikan
kesempatan
padaku untuk
berpikir dan
menyadari
keadaan yang
sedang terjadi,
dengan cepat
mulai memompa
batang
kemaluannya
dengan gerakan-
gerakan yang
beringas, tanpa
mengenal kasihan
pada istri
temannya yang
baru pertama kali
ini menerima
batang kemaluan
yang sedemikian
besarnya dalam
vaginaku.
"Aaahh.. !" tiba-
tiba aku
merasakan
sesuatu yang
besar, benar-
benar besar
sedang mulai
memaksa masuk
ke dalam
vaginaku,
memaksa bibir
vaginaku
membuka
sebesar-
besarnya, rasanya
sampai sebatas
kemampuan yang
bisa kutolerir. Aku
menoleh ke arah
cermin untuk
melihat apa yang
sedang memaksa
masuk ke dalam
vaginaku itu dan..,
"Aaaduuuhh.. gila..
benar-benar
fantastis
besarnya batang
penis bule ini"
keluhku, terlihat
bagian pangkal
belakang batang
kemaluan John
sepanjang kurang
lebih 5 cm
membengkak,
membentuk
seperti bonggol,
dan dari bagian
tersebut sedang
mulai dipaksakan
masuk, menekan
bibir-bibir
kemaluanku dan
secara perlahan-
lahan menerobos
masuk ke dalam
lubang vaginaku .
"Ooohh..
aaampun.. jangan
John.. aku tidak
sanggup kalau
engkau
memaksakan
benda itu masuk
ke dalam
vaginaku!" aku
memelas tak
berdaya
mengharapkan
John akan
mengerti, akan
tetapi sia-sia saja,
dengan mata
melotot aku
melihat benda
tersebut mulai
menghilang ke
dalam liang
kemaluanku,
"Hesty.. nanti
kalau sudah
masuk semuanya
dan licin kau akan
merasakan
kenikmatan yang
kamu belum
pernah rasakan
sebelumnya..!"
John mencoba
menenangkanku,
kepalaku
tertengadah ke
atas dan mataku
terbalik ke
belakang
sehingga bagian
putihnya saja
yang kelihatan,
dan sekujur
badanku
mengejang,
bongkahan
tersebut terus
menerobos masuk
ke dalam lubang
vaginaku, sampai
akhirnya seluruh
lubang
kenikmatanku
dipenuhi oleh
kepala, batang
kemaluan dan
bongkahan pada
pangkal batang
kemaluan bule
tersebut.
Oh.. benar-benar
terasa sesak dan
penuh rongga
vaginaku dijelali
oleh keseluruhan
batang kemaluan
bule tsb. Dalam
keadaan itu John
terus melanjutkan
menekan-nekan
pantatnya dengan
cepat, membuat
badanku ikut
bergerak-gerak
karena belakang
batang
kemaluannya
telah terganjal di
dalam lubang
kemaluanku
akibat bongkahan
pada pangkal
batang
kemaluannya
yang besar itu.
Pantat John
tersebut terus
bergerak-gerak
dengan liarnya,
sambil bibirnya
menciumi
pundakku yang
sudah tidak
ditutupi handuk,
terengah-engah
dan mendengus-
dengus, hal ini
mengakibatkan
batang
kemaluannya dan
bongkahan
tersebut
mengesek-gesek
pada dinding-
dinding vaginaku
yang sudah
sangat sangat
kencang dan
sensitif
mencengkeram,
yang
menimbulkan
perasaan geli dan
nikmat yang amat
sangat.. aku mulai
menyadari betapa
hebatnya
kenikmatan yang
sedang
menyelubungi
seluruh sudut-
sudut yang paling
dalam di relung
tubuhku akibat
sodokan-sodokan
batang kemaluan
bule dalam rongga
vaginaku yang
menjepit erat
sehingga
kepalaku
tergeleng-geleng
ke kiri dan ke
kanan dengan tak
terkendali dan
dengan histeris
pantatku kutekan
ke belakang
merespon
perasaan nikmat
yang diberikan
oleh John, yang
tak pernah
kualami selama
ini.
"Ooohh.. tidaak..!"
pikirku, "Aku tak
pantas mengalami
ini.. aku bukan
seorang maniak
seks! Aku selama
ini tidak pernah
nyeleweng
dengan siapa pun..
ta. taapii..
sekarang.. ooohh
seorang bule?
Adduuuhh! Tapiii..
ooohh..
enaaaknya..
aghh.. akuuu.. tak
dapat menahan
ini.. agghh.. aku
tak menyadari
betapa
nikmaaatnya..
penis besar dari
seorang bule yang
perkasa ini..!
ssssshhhh...
aaaaqhh..!..
Ooohh.. benar juga
katanya belum
pernah aku
merasakan begini
dahsyat rasa
nikmaaatnyaaa..!"
"..Ssshh.. aaachh..
apa yang harus
kulakukan..??
Batang
kemaluannya
yang luar biasa
besar itu dengan
cepat keluar
masuk melicinkan
lubang
kemaluanku
tanpa
mempedulikan
betapa besar
batang
kemaluannya
yang akan
dimasukkan itu
dibandingkan
dengan daya
tampung
vaginaku.
Akhirnya seluruh
batang kemaluan
bule itu masuk,
dari setiap
gerakan
menyebabkan
keseluruhan bibir
vaginaku
mengembang dan mencengkeram batangnya dan klitorisku yang sudah keluar semuanya dan mengeras ikut tertekan masuk ke dalam, di mana klitorisku terjepit dan tergesek dengan batang kemaluannya yang besar dan berurat itu, walaupun terasa penuh sesak tetapi lubang vaginaku sudah semakin licin dan lancar, "..Ooohh..mengapa aku jadi keenakan.?. ini tak mungkin terjadi..!" pikirku setengah sadar. "Aku mulai menikmati diperkosa oleh teman suamiku, bule lagi? gilaa..!" sementara perkosaan itu terus berlangsung, desiran darahku terasa mengalir semakin cepat secepat masuknya batang kemaluannya yang luar biasa besar itu, pikiran warasku perlahan-lahan menghilang kalah oleh permainan kenikmatan yang sedang diberikan oleh keperkasaan batang kemaluannya yang sedang 'menghajar' liang kenikmatanku, perasaanku seakan-akan
terasa melayang-
layang di awan-
awan dan dari
bagian vaginaku
yang dijejali
batang
kemaluannya
yang super besar
itu terasa
mengalir suatu
perasaan
mengelitik yang
menjalar ke
seluruh bagian
tubuh, membuat
perasaan nikmat
yang terasa
sangat fantastis
yang belum
pernah aku
rasakan
sedemikian
dahsyat,
membuat mataku
terbeliak dan
terputar-putar
akibat pengaruh
batang kemaluan
John yang begitu
besar dan begitu
dahsyat
mengaduk-aduk
seluruh bagian
yang sensitif di
dalam vaginaku
tanpa ada yang
tersisa satu
milipun.
Keseluruhan
syaraf syaraf
yang bisa
menimbulkan
kenikmatan dari
dinding dalam
vaginaku tak lolos
dari sentuhan,
tekanan, gesekan
dan sodokan
kepala dan batang
kemaluan John
yang benar-benar
besar itu, rasanya paling tidak tiga kali besarnya dari atang kemaluan suamiku tapi seratus kali lebih nikmaaat...! dan cara gerakan pantat bule perkasa ini bergerak memompakan batang kemaluannya keluar masuk ke dalam vaginaku, benar-benar fantastis sangat cepat, membuatku tak sempat mengambil nafas ataupun menyadari apa yang terjadi, hanya rasa nikmat yang menyelubungi seluruh perasaanku, pandanganku benar benar gelap membuat secara total aku tidak dapat mengendalikan diri lagi. Akhirnya aku tidak dapat mengendalikan diriku lagi, rasa bersalah kalah oleh kenikmatan yang sedang melanda seluruh tubuhku dari perasaan yang begitu nikmat yang diberikan John padaku, dengan tidak kusadari lagi aku mulai mendesah menggumam bahkan mengerang kenikmatan, pikiranku benar benar melambung tinggi.. Tanpa malu aku mulai mengoceh merespons gelora kenikmatan yang menggulung diriku, "Ooohh..John you're cock is so biiig.. so fuuuulll.. sogooood..!! enaaakk..sekaaaaliii..!!
aaaggh..!
teruuusss..
Fuuuck meee
Jooohn.."
Aku benar-benar
sekarang telah
berubah menjadi
seekor kuda binal,
aku betinanya
sedang ia kuda
jantannya.
Pemerkosaan
sudah tidak ada
lagi di benakku,
pada saat ini yang
yang kuinginkan
adalah disetubuhi
oleh John
senikmat dan
selama mungkin,
suatu kenikmatan
yang tak pernah
kualami dengan
suamiku selama
ini.
"Ooohh.. yess
mmmhh.. puasin
aku John sssshh..
gaaaghh....! pen..
niiishh.. mu..
begitu besaaar
dan
perkasaa..! ..aaaarrgghhh...!"
terasa cairan
hangat terus
keluar dari dalam
vaginaku,
membasahi
rongga-rongga di
dalam lubang
kemaluanku.
"Aaagghhh..
ooohh.. tak
kusangka benar-
benar
nikmaaaaat..
dientot kontol
bule.." keluhku
tak percaya,
terasa badanku
terus melayang-
layang, suatu
kenikmatan yang
tak terlukiskan.
"Aaagghhh...
Joohhn.. yesss..
pushhh.. and..
pulll.. your big fat
cock..!" gerakanku
yang semakin liar
itu agaknya
membuat John
merasa nikmat
juga, disebabkan
otot-otot
kemaluanku
berdenyut-denyut
dengan kuat
mengempot
batang
kemaluannya,
mungkin pikirnya
ini adalah kuda
betina terhebat
yang pernah
dinikmatinya,
hangat.. sempit
dan sangat liar.
Tiba tiba ia
mencabut seluruh
batang
kemaluannya dari
lubang vaginaku
dan anehnya aku
merasakan suatu
kehampaan yang
luar biasa..!
Dengan tegas ia
menyuruhku
merangkak
keatas kasur dan memintaku merenggangkan kakiku lebar lebar serta menunggingkan pantatku tinggi tinggi, oh benar benar kacau pikiranku, sekarang aku
harus melayani
seluruh permintaannya
dan sejujurnya
aku masih menginginkan
'pemerkosaan' yang fantastis ini,
merasakan batang kemaluan
John yang besar itu menggesek seluruh alur syaraf kenikmatan yang
ada diseluruh sudut lubang
vaginaku yang paling dalam yang belum pernah tersentuh oleh batang kemaluan suamiku. Sementara otakku masih berpikir keras tubuhku dengan
cepat mematuhi keinginannya tanpa kusadari aku sudah dalam posisi yang sangat merangsang menungging sambil kuangkat
pantatku tinggi
tinggi kakiku
kubuka lebar dan
yang paling menggiurkan orang bule ini adalah liang vaginaku yang menantang merekah basah pasrah diantara bongkahan pantatku lalu,
kubuat gerakan
erotik sedemikian
rupa untuk mengundang batang kemaluannya menghidupkan kembali gairah rangsangan yang barusan kurasakan. Rupanya John baru menyadari betapa sexynya posisi tubuh istri temannya ini yang memiliki buahdada yang
ranum pinggangnya yang
ramping serta bongkahan pantatnya yang
bulat, dan barusan
merasakan
betapa nikmatnya
lubang vaginanya
yang hangat dan
sempit
mencengkeram
erat batang
penisnya itu,
"..Ooohh Hesty tak
kusangka
tubuhmu begitu
menggairahkan
vaginamu begitu
ketat begitu
nikmaaat..!" aah
aku begitu
tersanjung belum
pernah kurasakan
gelora birahiku
begitu meletup
meletup, suamiku
sendiri jarang
menyanjungku,
entah kenapa aku
ingin lebih
bergairah lagi lalu
kuangkat
kepalaku
kulemparkan rambut panjangku kebelakang dengan gerakan yang sangat erotik. Dengan perlahan ia tujukan 'monster cock' nya itu keliang aginaku, aku begitu penasaran ingin melihat dengan mata kepalaku sendiri
bagaimana caranya ia memasukkan 'benda' itu kevaginaku lalu kutengok kecermin yang ada disampingku dan apa yang kulihat benar
benar luar
biasaa..!
jantungku
berdegup kencang
napasku mulai tidak beraturan dan yang pasti gelora birahiku meluap deras sekaaalii..! betapa
tidak tubuh john
yang besar kekar
bulunya yang menghias didadanya sungguh pemandangan yang luar biasa sexy buatku.! belum lagi melihat
batang kemaluannya yang belum pernah kulihat dengan mata kepalaku sendiri begitu besaaar, kekaar dan panjaaang..! Dan sekarang akan kembali dimasukkan kedalam liang vaginaku..! Secara perlahan kulihat benda besar dan hangat itu menembus liang kenikmatanku,
bibir vaginaku
memekar
mencengkeram
batang penisnya
ketat sekali..!
rongga vaginaku
tersumpal penuh
oleh 'big fat cock'
John.
"..Sssshhh..
Aaaarggghhh..!"
Aku mendesaah bagai orang kepedesan ketika
batang kemaluannya mulai digeserkan
keluar masuk liang kenikmatanku..! nikmatnya bukan kepalang..! belum pernah kurasakan sebegini nikmaat..! besaar.. padaat.. keraas.. panjaang..! oooggghhh.. entah masih banyak lagi kedahsyatan batang kemaluan John ini. Dan ketika John mulai memasukkan dan mengeluarkan
secara berirama
maka hilanglah seluruh kesadaranku, pikiranku terasa melayang layang diawang awang  tubuhku terasa ringan hanyut didalam arus laut
kenikmatan yang
maha luas. Setengah jam john memompa
batang
kemaluannya yang besar dengan gerakan berirama,
setengah jam aku
mendesah
merintih dan
mengerang
diombang
ambingkan
perasaan
kenikmatan yang
luar biasa, tiba
tiba dengan gaya
"doggy style' ini
aku ingin
merasakan lebih
liar, aku ingin
John lebih
beringas lagi
"Yess.. John..
harder.. John..
faster.. aargh..
fuck me..
WILDER..!"
Giliran John yang
terhipnotis oleh teriakanku, kurasakan tangannya mencengkeram
erat pinggangku
dengusan napasnya makin
cepat bagai banteng terluka
gerakan-gerakan
tekanannya makin cepat saja, gerakan-gerakan yang liar dari batang penisnya yang besar itu menimbulkan perasaan ngilu dibarengi dengan perasaan nikmat
yang luar biasa pada bagian dalam vaginaku,
membuatku kehilangan kontrol dan menimbulkan perasaan gila dalam diriku, pantatku
kugerak-
gerakkan ke kiri
dan ke kanan
dengan liar
mengimbangi
gerakan sodokan
John yang makin
menggila
cepatnya, tiba
tiba
pemandanganku menjadi gelap seluruh badanku bergetar..! Ada sesuatu yang ingin meletup begitu dahsyat didalam diriku. "Ooohh.. fuck me hard..! aaaduuh.. aaaghh! Joooohn..! I can't
hold any longerrr..! terlalu
eeeeenaaaakk..!
tuntaaassin Johnn..! Aaaaarrrghh..! I'm
cummiiiiiing .
Joooohn.." lenguhan panjang keluar dari mulutku dibarengi
dengan glinjangan
yang liar dari
tubuhku ketika
gelombang
orgasme begitu
panjaaang dan
dahsyaaat
menggulung
sekujur tubuhku.
Badanku
mengejang dan
bergetar dengan hebat kedua kakiku kurapatkan erat sekali menjepit batang penis John seolah olah aku ingin memeras kenikmatan tetes demi tetes yang dihasilkan oleh  batang kejantanannya, kepalaku tertengadah ke atas dengan mulut terbuka dan kedua tanganku mencengkeram kasur dengan  kuat sedangkan kedua otot-otot pahaku mengejang dengan hebat dan kedua mataku terbeliak dengan bagian putihnya yang kelihatan sementara otot-otot dalam kemaluanku terus berdenyut-denyut dan hal ini juga menimbulkan perasaan nikmat yang luar biasa pada John karena batang kemaluannya terasa dikempot kempot oleh lobang vaginaku yang mengakibatkan sebentar lagi dia juga akan mengalami orgasme. "..Aaaarghh.. Hesty your cunt is sooo tiiiight....! I've never crossed in my mind that your cunt so delicious..! aargh ..!" John mendengus dengus bagai kuda liar tubuhku dipeluk erat dari belakang, bibirnya menciumi tengkukku belakang telingaku dan tangannya meraih payudaraku, puting susuku yang sudah mengeras dan gatal lalu dipuntir puntirnya.. ooohhh sungguh luar biasaa..! kepalaku terasa kembali berputar putar, tiba tiba John mengerang keras.. tiba tiba kurasakan semburan hebat dilorong vaginaku cairan hangat dan kental yang menyembur keluar dari batang kejantanannya rasanya lebih hangat dan lebih kental dan banyak  dari punya suamiku, air mani John serasa dipompakan, tak henti-hentinya ke dalam lobang vaginaku, rasanya langsung ke dalam rahimku banyak sekali. Aku dapat merasakan semburan- semburan cairan kental hangat yang kuat, tak putus-putusnya dari penisnya memompakan benihnya ke dalam kandunganku terus menerus hampir selama 1 menit, mengosongkan air maninya yang tersimpan cukup lama, karena selama ini dia tidak pernah bersetubuh dengan istrinya yang berada jauh di negaranya.  John terus menekan batang kemaluannya sehingga clitorisku ikut tertekan dan hal ini makin memberikan perasaan nikmat yang hebat, "..Aaaaaaarrrrggghhhh...!"
tak kusangka, tubuhku bergetar lagi merasakan rangsangan dahsyat kembali menggulung sekujur tubuhku sampai akhirnya aku mengalam  orgasme yang kedua dengan eranganku yang cukup panjaaang, Tubuhku bagai layang layang putus ambruk dikasur. Aku tertelungkup terengah engah, sisa sisa kenikmatan masih berdenyut denyut di vaginaku merembet keseluruh tubuhku. John membaringkan dirinya disampingku sambil mengelus punggungkudengan mesra.Seluruh tubuhku  terasa tidak ada tenaga yang tersisa, ringan seenteng kapas pikiranku melayang jauh entah menyesali kejadian ini atau malah mensyukuri pengalaman yang  luar biasa ini. Akhirnya aku tertidur dengan nyenyaknya karena letih. Keesokan harinya aku terbangun dengan tubuh yang masih terasa lemas dan terasa  tulang-tulangku seakan-akanlepas dari sendi-sendinya. Aku agak terkejut melihat sesosok tubuh tidur lelap disampingku, pikiranku menerawang mengingat kejadian tadi malam sambil menatap ke arah sosok tubuh tersebut, kupandangi tubuhnya yang telanjang kekar besar terlihat bulu bulu halus kecoklat-coklatan menghias dadanya yang bidang lalu bulu bulu tersebut turun kebawah semakin lebat dan memutari sebuah benda yang tadi malam 'menghajar' vaginaku, benda itu masih tertidur tetapi ukurannya bukan main.., jauh lebih besar daripada penis suamiku yang sudah tegang maksimum

cara untuk meningkatkan stamina

       Seks itu indah pepatah itu selalu di perdengarkan oleh banyak orang. Namun bagaimana orang bisa menikmati bahwa seks itu indah jika
kondisi tubuh tidak memungkinkan untuk enjoy menikmatinya. Berikut ini langkah langkah yang bisa di lakukan Anda lakukan menuju pada kapasitas seksuil yang sepenuhnya. Jika anda melakukannya dengan teratur dan sesuai dengan perencanaan yang di tentukan, niscaya
akan mendapatkan kepuasan.

1. PENJAGAAN
KESEHATAN TUBUH

Sebagai langkah pertama, kesehatan tubuh, termasuk makanan, latihan dan istirahat (tidur). Tiga bagian ini merupakan kesehatan umumnya. Dalam hal makan usahakan dalam penyajian makanan sehari-hari emenuhi syarat kesehatan dengan menyajikan makanan yang mengandung protein,
karbohidrat, lemak, vitamin, dan mineral.

2. MENDAPATKAN
NAFSU BIRAHI

Sebagai langkah kedua. Seseorang yang keletihan sambil istirahat mendapatkan nafsu
cinta. Dengan pernafasan Yoga yang dapat menambah potensi seksual dengan ekstra latihan. Dengan kata lain jika tubuh anda sudah rileks dan irama nafas sudah normal,pikiran anda terbuka dan menuju pikiran yang anda inginkan.

3. PENGGUNAAN
FANTASI SEKS

Dengan menggunakan daya imaginasi anda sebelum melakukan hubungan intim Anda secara tidak langsung mengobarkan kembali fungsi yang paling atas. Memang itu terkadang hanya mimpi belaka, namun jika anda mewujudkan fantasi anda dengan pasangan anda maka anda akan merasakan fantasi
anda dalam kenyataan yang sebenarnya. Semakin anda bisa mewujudkan fantasi tersebut maka kekuatan anda untuk melakukan hubungan intim akan semakin kuat.

4. SUGESTI SENDIRI
TERHADAP EREKSI

Anda dapat memeriksa ereksi
sendiri. Anda dapat juga mempertahankan komputer ingatan selama melakukan hubungan intim. Karena itu tanamkan dalam diri anda bahwa hanya andalah yang bisa memuaskan pasangan anda.
Dengan begitu kekhawatiran anda untuk gagal akan hilang dan berunah dengan kekuatan seperti yang di inginkan pasangan.

5. MENAMBAH
POTENSI

Dalam langkah kelima, Anda dapat
memnemukan daerah erotis melalui pandangan, pendengaran, penciuman, sentuhan atau rabaan dan
bujukan. Karenanya sangatlah penting jika seseorang selalu menjaga tubuhnya agar tetap kelihatan indah. Bahkan akan lebih baik jika saat melakukan hubungan intim memakai parfum. Namun yang lebih penting adalah jangan terlalu tergesa gesa dalam melakukan hubungan intim. Lakukan pemanasan dengan berbagai macam cara. Jika pasangan sudah berada di puncak gairah barulah lakukan “tugas” anda dengan baik.

Cara Memperbesar Kontol

    Tarik napas melalui hidung ke dalam kerongkongan lalu telan dan dorong turun kedalam dada.
Lalu udara yang dapat anda rasakan sebagai energi, dibayangkan seperti bola yang digulirkan kebawah dibagian depan tubuh kebawah otot perut bagian bawah.Ketika udara mencapai bagian perut paling bawah dorong kedalam penis. 
     Latihan ini untuk memperbesar penis, ini berbeda dengan dengan penekanan kantung zakar,karena dalam yang terakhir udara ditekan kedalam kantung zakar. Saat anda mengarahkan udara kedalam penis pergunakan tiga jari tengah tangan kiri untuk menekan energi pertengahan anus dan kantung zakar .Tekanan ini mencegah udara mengalir kembali kedalam tubuh. Kekuatan akan tersimpan kedalam penis. 
      Lakukan pernapasan normal sambil tetap menempatkan jari kiri pada titik …… Pada saat bersamaan mulailah langsung melatih penis. Tarik kedepan dan belakang, rengangkan dengan gerakan lembut teratur 36 kali. Lalu gunakan ibu hari untuk menggosok kepala penis. Ini akan membangkitkan penis jika belum bisa bisa ditambahkan gerakan2 onani sehingga batang penis akan akan ereksi dan mengencang. Tangan kanan melingkari penis kuat-kuat dibagian pangkalnya dan dengan memegangnya erat- erat , luncurkan kedepan kedepan sekitar satu inci. Dengan cara ini energi udara terkunci dalam batang penis itu sendiri dan terdorong keujung kepala penis. Rasakan tekanan mendorong kedepan kearah kepala penis dan pertahankanlah tetapi jangan memaksa terlalu kuat. lalu penis ditarik kekanan dan putarkan 36 kali searah jarum jam dan sebaliknya. Latihan ini berguna untuk memperkuat ginjal. 
Pada akhir latihan
      Penis ini, pukulkan secara lembut penis yang sedang ereksi 36 kali ke paha bagian dalam, sambil tetap mempertahanan dorongan udara terkunci. Lakukan kearah kiri kemudian kearah kanan. Setelah melakukan ini, rendam penis kedalam air hangat selama satu menit. Ini akan membantunya menyerap energi panas dan mengembagkannya. Pemijatan lengkap organ ini hendaknya menghasilkan
pertambahan 1 inchi dengan sehat selama satu atau dua bulan pertama latihan. Bergantung pada struktur tubuh masing-masing, pertambahan lebih panjang mungkin saja dicapai.

Kamis, 02 Juni 2011

Aku Diperkosa Empat Gadis

Kisah ini merupakan pengalaman pribadiku sendiri. Namaku
Andrie,umur 23 tahun waktu itu.Aku baru saja berkenalan dengan seorang gadis yang berumur 23 tahun juga. Aku bekerja di perusahaan swasta di Jakarta, sedang dia bekerja di
sebuah Rumah Sakit swasta. Namanya Yuni. Aku baru berkenalan dengannya sekitar 2 bulan. Waktu awal kenalan,aku tidak pernah mampir kerumahnya. Kami hanya bertemu diluar saja dan ngobrol- ngobrol saja. Tapi lantaran perasaan kami yang semakin akrab,maka suatu kali aku mampir
juga kerumahnya, sekaligus berkenalan dengan keluarganya. Yuni punya seorang ibu tiri yang umurnya sekitar 38 tahun dan dua orang kakak perempuan,yang tertua namanya Linda,umurnya 28 tahun dan yang nomor dua namanya Shinta umurnya 26 tahun. Walaupun ibunya ibu tiri,tapi
sangat baik. Mereka tinggal 3 orang satu rumah. Sedang kakaknya yang pertama
sudah menikah,belum punya anak dan tinggal ditempat lain. Hubungan mereka sekeluarga sangat akrab. Keluarganya ramah terhadapku. Waktu kedatanganku yang pertama aku cuma duduk bdiruang
tamu.Kedatanganku yang selanjutnya aku sudah biasa aja dirumahnya. Aku sudah bisa masuk keruangan yang lainnya. Suatu kali aku masuk kekamar Yuni,didalam kami ngobrol-ngobrol  aja. Jarak antara kami makin dekat Kupegang tangannya,kemudian perlahan-lahan kudekatkan wajahku kepadanya.Kami saling berciuman.Kulumat bibirnya yang berwarna kemerah- merahan dan Yuni membalas ciumanku. Cukup lama kami berciuman dan aku tidak berani menyentuh bagian yang lain.
Sehabis itu kami main Play Stasion. Minggu berikutnya aku main lagi ke rumah Yuni. Waktu itu kakaknya yang no.2 yaitu Shinta ada dirumah.Dia tidak masuk kerja.Setelah basa basi dengan kakaknya aku masuk kekamar Yuni.Didalam seperti biasa setelah kami ngobrol-ngobrol sedikit aku  mendekati Yuni. Kami kembali berciuman,aku meremas tangannya,kemudian ciumanku menyusuri lehernya yang putih bersih.Nafas Yuni terdengar agak terengah- engah.Aku meneruskan ciumanku dengan meremas dadanya yang indah.kemudian satu persatu kancing bajunya kutanggalkan,sampai dia hanya pakai BH saja. BH nya yang berukuran 36B itupun kutanggalkan. Payudaranya yang sekal dan indah itu pun habis kuciumi.Sementara tanganku meremas-remas dengan lembut payudaranya itu.Kemudian puting payudaranya yang berwarna agak kecoklatan kuhisap dan kujilati.Yuni makin menderu nafasnya.Aku terus asyik menghisap  payudaranya yang sekal itu.Tapi secara  tiba-tiba aku melirik ke pintu yang sedikit erbuka,disitu kulihat shinta berdiri termangu.Aku segera  menghentikan gerakanku Shinta kemudian masuk kekamar Yuni.Tapi Yuni cuek saja melihat kakaknya masuk kedalam kamarnya.Dia tidak berusaha menutupi tubuhnya.Malah membiarkan saja tubuhnya dalam keadaan terbuka.Aku tentu saja merasa grogi.Aku takut Shinta marah kemudian melarangku main kerumahnya lagi.Tapi Shinta tidak marah malah tersenyum melihat aku yang salah tingkah.Kemudian Shinta bicara: "Kamu mau kubuatkan teh Andrie?" "Ya mbak,boleh ....eh..terima kasih..."jawabku agak gugup Dalam hati aku merasa senang karena Shinta tidak marah padaku.Kemudian aku keluar dari  kamar dan Yuni memakai bajunya  tanpa mengenakan BH lagi.Masih kelihatan payudaranya yang montok itu dibungkus baju kaos yang tipis.Aku diruang tamu ngobrol- ngobrol saja bersama Yuni dan kakaknya.Shinta sama sekali tidak menyinggung kejadian tadi,dan bicara hal-hal lain. Minggu berikutnya aku kembali datang kerumah Yuni.Setelah ngobrol-ngobrol dengan kakaknya Shinta,aku kembali masuk kekamar Yuni.Didalam kami kembali berciuman.Aku mencium bibir Yuni yang harum.Yuni membalas ciumanku.Berbeda waktu kemarinnya,kali ini Yuni agak agresif.Dia mencium bibirku dengan ganasnya. Aku juga semakin berani membuka pakaian Yuni,sehingga dia hanya memakai celana dalam saja.Aku segera menyapu lehernya yang jenjang dan putih bersih.Yuni terlihat menggelinjang membuat aku semakin bersemangat.Nafasnya mulai terengah-tengah. Ciumanku terus kearah dadanya yang montok.Aku menghisap puting payudaranya.Sungguh
sangat enak rasanya.Aku menghisap puting payudaranya bergantian.Yuni makin terengah-
engah. Lalu aku membuka celana dalamnya,sehingga sekarang dia tidak memakai pakaian sehelai
benangpun. Aku menjilati pahanya yang putih mulus.Jilatanku terus naik kearah vagina Yuni yang memancarkan hawa harum dan wangi.Aku menjilat klitorisnya yang sebelumnya aku menyibakkan bulunya yang belum begitu lebat.Lama aku menghisap klitorisnya.Sampai aku merasakan cairan yang khas,mungkin dia sudah semakin teransang. Yuni lalu mendorongku,sehingga aku berada dalam posisi telentang. Dia langsung mengarahkan bibirnya yang mungil ke penisku.Wahhh...enak sekali ... Yuni mengulum dan menghisap penisku .Aku semakin terengah- engah.Yuni pun semakin semangat mendengar desahan nafasku. Lalu aku mendorong Yuni dengan lembut agar dia segera telentang.Yuni pun mengerti dengan keinginanku.Penisku kuarahkan kearah vagina Yuni dan memasukkannya dengan perlahan- lahan.Yuni menjerit tertahan begitu penisku masuk semua kedalam vaginanya.Aku mengangkat pantatku perlahan- lahan,dan memasukkannya.Begitu seterusnya aku lakukan,memaju- mundurkan pantatku.Yunipun kelihatan sangat menikmatinya. Lalu aku mengangkat kaki kiri Yuni dan tetap aku menggoyang pantatnya yang montok.Sampai akhirnya dia menjerit dengan suara yang agak keras.Dan akupun merasakan cairan hangat yang membasahi penisku didalam vaginanya. Rupanya yuni sudah keluar.Sementara aku nampaknya masih lama untuk mencapai puncak orgasmeku. Tiba- tiba aku dikejutkan suara yang sudah aku kenal. "Wah..kamu kuat juga ya Andrie..." Rupanya itu suaranya Shinta kakak Yuni.Rupanya dia sudah dari tadi berdiri dibelakangku memperhatikan apa yang kuperbuat bersama dengan adiknya.Aku sangat kaget sekali,dan mencabut penisku yang masih tegang dari vagina Yuni.Kupikir tadi Yuni sudah mengunci pintu kamar. Shinta segera menghampiri kami berdua.Kulihat Yuni cuek saja dan masih menikmati puncak orgasmenya. Shinta duduk disamping kami dan memperhatikan punyaku yang masih tegang.Sementara aku sendiri masih jauh dari puncak orgasmeku.Melihat situasinya seperti itu aku jadi memberanikan diriku meraih tangan Shinta.Kutarik lembut tangannya dan aku segera melumat bibirnya yang lembut.Sementara tanganku langsung meremas-remas payudaranya.Sekilas aku melirik Yuni dan kulihat dia tersenyum melihat yang kuperbuat dengan kakaknya.Dia bilang, "Nah...sekarang giliran saya yang nonton kakak ya...?" Shinta hanya menjawab dengan tersenyum saja.Nampaknya Yuni ingin aku berbuat yang sama dengan kakaknya. Tanganku terus saja meremas- remas payudaranya dari luar.Aku segera melepaskan semua pakaian yang menempel ditubuhnya,sampai dia tidak mengenakan pakaian selembar benangpun alias bugil,seperti Yuni. Aku terus
melumat bibirnya Shinta pun tidak alah membalas ciumanku.Ciumanku terus turun
kelehernya yang putih bersih.Shinta mengelinjang membuat aku semakin bersemangat saja.Aku terus menciumi payudaranya yang montok,mungkin ukurannya ada sekitar 36,aku tidak tahu persis tapi sama dengan ukurannya si Yuni. Aku menghisap puting payudaranya dengan lahap.Aku kembali melirik Yuni dan melihat dia tersenyum manis padaku.Aku
jadi semakin bersemangat saja.Sementara Shinta terus saja menggelinjang keenakan.Aku terus saja menghisap puting payudara Shinta.Sementara jangan kiriku meraba-raba
selangkangan Shinta.Aku merasakan bulu- bulu vaginanya
yang lembut.Ciumanku terus kuturunkan kedaerah vaginanya.Aku menjilati klitoris Shinta dan Shinta terus saja menggelinjang.Aku merasakan cairan yang khas dari vaginanya,tapi aku yakin dia belum orgasme. Aku lalu mendekatkan penisku kedalam mulut Shinta dan diapun melumat penisku dan menghisapnya.Sungguh sangat enak sekali.Lama Shinta menghisap penisku yang sudah sangat tegang sekali.Aku hampir tidak tahan lagi. Aku menyuruh Shinta supaya menungging.Aku lalu mengatur posisiku di belakang Shinta.Perlahan- lahan aku memasukkan penisku kedalam vaginanya.Tapi sebelum aku memasukkan penisku,Yuni bergerak mendekatiku dan tangannya menggenggam penisku."Biar kumasukin Ndrie...,"katanya  Tapi sebelum itu dia masih sempat- sempatnya menghisap penisku.Setelah itu dia mengarahkan penisku ke kemaluan kakaknya.Dia tersenyum padaku.Shinta juga tersenyum padaku.Aku semakin tidak tahan dan segera memasukkan penisku ke vagina Shinta.shinta menjerit tertahan, "Ahh...Andrie...punyamu
enak sekhali...shayang..." Aku semakin bersemangat menggoyangkan pantatku.Sementara Yuni duduk disampingku.Aku segera meraih tangan Yuni dan aku bilang, "Yun, sini payudaramu aku hisap..." Yuni segera menyodorkan payudaranya kemulutku.Jadi sementara aku menggoyang Shinta,mulutku menghisap payudaranya Yuni.Shinta semakin histeris menjerit-jerit keenakan kugoyang vaginanya dari belakang.Aku lalu menyuruh Yuni berdiri dan mengarahkan selangkangannya ke mulutku.Aku kembali menjilati klitoris Yuni.Yuni terdengar menjerit-jerit keenakan seperti kakaknya. Tak lama tubuh Shinta menegang.Agaknya dia sudah mau keluar.Benar saja tak lama aku merasakan cairan hangat membasahi penisku yang masih menancap di vaginanya.Yuni juga masih menjerit-jerit.Aku lalu berdiri dan mengarahkan penisku yang masih tegang ke kemaluan Yuni yang berada dalam posisi berdiri dari depan.Aku mengangkat kaki Yuni dan meletakkan kakinya di pinggir tempat tidur.Aku memasukkan penisku kedalam vagina Yuni dari depan dan kugoyang- goyang,maju mundur. Yuni kembali mendesah-desah, "...Ahh...Andrie...kamu pintar juga juga pake gaya berdiri seperti dalam film ...ahhh...akh.."mulutnya terus saja menceracau. Aku terus saja menggoyangnya,sementara mulutku tidak berhenti menciumi payudaranya yang montok kiri kanan bergantian dan juga menghisapnya bergantian.Yuni
semakin melayang-layang kenikmatan saja.Tak lama aku
juga sudah ingin keluar.Tapi sebelum aku keluar,Yuni sudah keluar duluan dan badannya mendadak jadi lemas.Aku segera mencengkram pantatnya dan memeluk tubuhnya."Akh..."akhirnya kau keluar juga dengan perasaanyang melayang-layang. Spermaku membasahi  vagina Yuni.Aku tidak kuat lagi menahan tubuh Yuni dan membiarkan dia terduduk dan akhirnya penisku
pun tercabut dari vaginanya.  Shinta yang dari tadi memperhatikan,kembali
mendekatkan kepalanya ke penisku dan menjilati sisa sperma yang masih menempel disana.Yuni pun tidak ketinggalan,juga menghisap penisku dan menjilati sisa sperma yang masih menempel disana.Kedua kakak beradik tadi masih dengan lahap menghisap
penisku bergantian. Akhirnya kami bertiga terbaring lemas.Aku berada ditengah-tengah mereka.Tanganku masih saja bergantian meremas-remas payudara Yuni dan Shinta bergantian.Mereka juga masih menikmati remasan  tanganku di payudaranya.Kami sama-sama menarik nafas panjang.Lama kami terdiam. Tiba-tiba kami dikejutkan teriakan suara panggilan. "Shinta,Yuni kalian dimana? Ini mbak Linda datang nih...kok nggak ada yang menyahutin?" Rupanya  kakaknya yang tertua datang.Shinta lalu berdiri dan berkata pada Yuni, "Yun,biar mbak saja yang menemuin mbak Linda,kayaknya dia sendirian saja kesini.Suaminya kayaknya nggak ikut tuh..." Lalu tanpa pakaian sehelai benangpun Shinta berdiri dan jalan keluar kamar.Aku kaget dan bertanya pada Yuni, "Yun,kalau ketahuan mbak Linda bagaimana nih...?"kataku agak cemas. Tapi Yuni hanya tersenyum saja dan mengecup bibirku sebagai jawabannya. Sementara diluar kamar,mbak Linda sangat terkejut melihat adiknya Shinta menyambutnya tanpa busana sehelai benangpun. "Shinta...kamu ngapain..?Kok nggak pake pakaian...?"tanya mbak Linda. Tapi Shinta cuma tersenyum saja dan berkata, "Nggak apa-apa kok mbak...Mbak nggak usah banyak tanya deh..." sambil tangannya menggandeng tangan kakaknya kekamar Yuni. Sesampai dikamar yuni,mbak Linda kelihatan terkejut melihatku dan Yuni juga tanpa pakaian.Shinta segera menjelaskan, "Mbak,itu Andrie pacarnya Yuni...Mbak udah kenal kan?"kata Shinta.Sementara aku masih agak cemas,takut kalau-kalau mbak Linda marah besar.Tapi rupanya Yuni mengerti perasaanku.Dia berkata pada Linda, "Mbak ayo duduk disini,ngapain berdiri disitu  apa mbak nggak  pingin merasakan punya Andrie yang perkasa ini..?  Bukankah Mbak dulu bilang kalau nggak pernah puas kalau main sama suami mbak...?" Mulanya mbak Linda ragu- ragu.Tapi Shinta segera menarik tangan kakaknya dan mengajaknya duduk didekatku yang juga sama- sama bugil dengan adik- adiknya.Akhirnya mbak Linda duduk juga didekatku.Shinta berkata, "Ayo Andrie...kita teruskan,nih kakaknya Yuni yang paling tua udah datang.Dia nggak pernah puas kalau main.Mungkin kamu ketemu lawan tangguh...,"kata Shinta bercanda. Mbak Linda dan Yuni kulihat hanya tersenyum saja "Sekarang aku dan mbak Shinta cuma nonton  aja,kamu main sama mbak Linda...habis kami capek sih..."kata Yuni dengan manjanya.

Ceritaku Memperkosa Pramugari

Malam telah larut dimana jarum jam menunjukkan pukul 23.15. Suasana sepi menyelimuti sebuah kost-kostan yang terletak beberapa kilometer dari Bandara Soekarno-Hatta Cengkareng.. Kost-kostan tersebut lokasinya agak jauh dari keramaian sehingga menjadi tempat favorit  bagi siapa saja yang menginginkan suasana tenang dan sepi. Kost- kostan yang memiliki jumlah kamar mencapai 30 kamar itu terasa sepi karena memang baru saja dibuka untuk sewakan,hanya beberapa kamar saja yang sudah ditempati, sehingga suasananya dikala siang atau malam cukup lengang. Saat itu hujan turun lumayan deras, akan tetapi nampak sesuatu telah terjadidisalah satukamar dikost-kostan itu. Seiring dengan turunnya air hujan, air mata Dinda juga mulai turun berlinang disaat lelaki itu mulai menyentuh tubuhnya yang sudah tidak berdaya itu. Saat ini tubuhnya sudah dalam kekuasaan para lelaki itu, rasa keputus asaan dan takut dating menyelimuti dirinya. Beberapa menit yang lalu secara tiba- tiba dirinya diseregap oleh seseorang lelaki disaat dia masuk kedalam kamar kostnya setibanya dari sebuah tugas penerbangan. Kedua tangannya langsung diikat kebelakang dengan seutas tali, mulutnya disumpal dengan kain dan setelah itu tubuhnya dicampakkan oleh lelaki itu keatas tempat tidurnya. Ingin rasanya dia berteriak meminta pertolongan kepada teman-temannya akan tetapi kendaraan antar jemput yang tadi mengantarkannya sepertinya sudah jauh pergi meninggalkan kost-kostan ini,padahal didalam kendaraan tersebut banyak teman-temannya sesame karyawan. Dinda Fitria Septiani adalah seorang Pramugari pada sebuah penerbangan swasta, usianya baru menginjak 19 tahun, wajahnya cantik imut-imut, postur tubuhnya tinggi dan langsing proporsional. Dengan dianugerahi penampilan yang cantik ini sangat memudahkan baginya untuk diterima bekerja sebagai seorang pramugari. Demikian pula dengan karirnya dalam waktu yang singkat karena kecantikannya itulah dia telah menjadi sosok primadona di perusahaan penerbangan itu. Banyak lelaki yang berusaha merebut hatinya, baik itu sesame karyawan ditempatnya bekerja atau kawan-kawan lainya. Namun karena alas an masih ingin berkarir maka dengan secara halus maksud-maksud dari para lelaki itu ditolaknya. Akan tetapi tidak semua lelaki memahami atas sikap dari Dinda itu. Paul adalah salah satu dari orang yang tidak bisa menerima sikap Dinda terhadap dirinya. Kini dirinya bersama dengan seorang temannya telah melakukan seuatu perhitungan terhadap Dinda. Rencana busuk dilakukannya terhadap Dinda. Malam ini mereka telah menyergap Dinda dikamar kostnya.
       Paul adalah satu dari sekian banyaknya lelaki yang menaruh hati kepada dirinya, akan tetapi Paul bukanlah seseorang yang dikenalnya dengan baik karena kedudukannya bukanlah seorang karyawan penerbangan ditempatnya bekerja atau kawan-kawannya yang lain, melainkan dia adalah seorang tukang batu yang bekerja dibelakang kost-kostan ini. Ironisnya, Paul yang berusia setengah abad lebih dan melebihi usia ayah Dinda itu lebih sering menghalalkan segala cara dalam mendapatkan sesuatu, maklumlah dia bukan seseorang yang terdidik. Segala tingkah laku dan perbuatannyapun cenderung kasar, karena memang dia hidup dilingkungan orang-orang yang bertabiat kasar. "Huh rasakan kau gadis sombong !", bentaknya kepada Dinda yang tengah tergolek  dikasurnya. "Aku dapatkan kau sekarang....!", lanjutnya. Sejak perjumpaannya pertama dengan Dinda beberapa bulan yang lalu, Paul langsung jatuh hati kepada Dinda. Dimata Paul, Dinda bagaikan bidadari yang turun dari khayangan sehingga selalu hadir didalam lamunnanya. Diapun berniat untuk menjadikannya sebagai istri yang ke-4. Bak bukit merindukan bulan, Paul tidak berdaya untuk mewujudkan impiannya itu. Predikatnya sebagai tukang batu, duda dari 3 kali perkawinan, berusia 51 tahun, lusuh dan miskin menghanyutkan impiannya untuk dapat mendekati sang bidadari itu. Terlebih-lebih ada beberapa kali kejadian yang sangat menyakitkan hatinya terkait dengan Dinda sang bidadari bayangannya itu. Sering tegur sapanya diacuhkan oleh Dinda,tatapan mata Dindapun selalu sinis terhadap dirinya. Lama kelamaan didalam diri Paul tumbuh subur rasa benci terhadap Dinda, penilaian terhadapnyapun berubah, rasa kagumnya telah berubah menjadi benci namun gairah nafsu sex terhadap Dinda tetap bersemi didalam dirinya tumbuh subur  menghantui dirinya selama ini. Akhirnya dipilihlah sebuah jalan pintas untuk melampiaskan nafsunya itu, kalaupun cintanya tidak dapat setidaknya dia dapat menikmati tubuh Dinda pikirnya. Jadilah malam ini Paul melakukan aksi nekat, diapun  membulatkan hatinya untuk memberi  pelajaran kepada Dinda sekaligus melampiaskan nafsunya yang selama ini mulai tumbuh secara subur didalam dirinya. Kini sang bidadari itu telah tergeletak dihadapannya, air matanya pun telah membasahi wajahnya yang putih bersih itu. "Lihat aku, cewek Jalang.....!",
hardiknya seraya memegang kepala Dinda dan menghadapkan kewajahnya. "Hmmmphh....!!",
jeritnya yang tertahan oleh kain yang menyumpal dimulutnya, mata Dinda pun melotot ketika menyadari  bahwa saat ini dia telah berhadapan dengan Paul seseorang yang dibencinya. Hatinyapun langsung ciut dan tergetar tatkala Paul yang berada dihadapannya tertawa penuh dengan kemenangan, "Hahaha....malam ini kamu jadi pemuasku, gadis cantik". Keringat pun langsung mengucur deras membasahi tubuh Dinda, wajahnya nampak tersirat rasa takut yang
dalam, dia menyadari betul akan apa-apa yang bakal terjadi terhadap dirinya. Disaat seperti inilah dia menyadari betul akan ketidak berdayaan dirinya, rasa sesal mulai hadir didalam hatinya, akan sikap-sikapnya yang tidak berhati-hati terhadap Paul. Kini dihadapan Dinda, Paul mulai melepaskan baju kumalnya satu persatu hingga akhirnya telanjang bulat.

Walaupun telah berusia setengah abad lebih, namun karena pekerjaannya sebagai buruh kasar  maka Paul memiliki tubuh yang atletis, badannya hitam legam dan kekar, beberapa buah tatto menghiasi dadanya yang bidang itu. Isak tangis mulai keluar dari mulut Dinda, disaat paul mulai mendekat ketubuhnya. Tangan kanannya memegang batang kemaluannya yang telah tegak berdiri itu dan diarahkannya kewajah Dinda. Melihat ini Dinda berusaha memalingkan wajahnya, namun tangan kiri Paul secepat kilat mencengkram erat kepala Dinda dan mengalihkannya lagi persis menghadap ke batang kemaluannya.. Dan setelah itu dioles oleskannya batang kemaluannya itu diwajah Dinda, dengan tubuh yang bergetar Dinda hanya bias memejamkan matanya dengan erat karena merasa ngeri dan jijik diperlakukan seperti itu. Sementara kepala tidak bias bergerak-gerak karena dicengkraman erat oleh tangan Paul. "Ahhh....perkenalkan rudal gue ini sayang.....akhhh...."
ujarnya sambil terus mengoles-oleskan batang kemaluannya diwajah Dinda, memutar-mutar dibagian pipi, dibagian mata, dahi dan hidungnya. Melalui batang kemaluannya itu Paul tengah menikmati kehalusan wajah Dinda. "Hai cantik !....sekarang sudah kenal kan dengan Kontol gue ini, seberapa mahal sih wajah cantik elo itu hah ? sekarang kena deh ama Kontol  gue ini....",
sambungnya  Setelah puas dengan itu, kini Paul mendorong tubuh Dinda hingga kembali terjatuh kekasurnya. Sejenak
dikaguminya tubuh Dina yang tergolek tak berdaya ditempat tidurnya itu. Baju
seragam pramugarinya masih melekat rapi dibadannya. Baju dalaman putih dengan dasi kupu-kupu berwarna biru ditutup oleh blazer yang berwarna kuning tua serta rok pendeknya yang berwarna biru seolah semakin membangkitkan birahi Paul, apalagi roknya agak tersingkap hingga pahanya yang putih mulus itu terlihat. Rambutnya yang panjang sebahu masih digelung sementara itu topi pramugarinya telah tergeletak jatuh disaat penyergapan lagi. "Hmmpphhh...mmhhh...",
sepertinya Dinda ingin mengucapkan sesuatu kepadanya, tapi apa perdulinya paling-paling Cuma permintaan ampun dan belas kasihan. Tanpa membuang waktu lagi kini diputarnya tubuh Dinda menjadi tengkurap, kedua tangannya yang terikat kebelakang menempel dipunggung sementara dada dan wajahnya menyentuh kasur. Kedua tangan kasar Paul itu kini mengusap-usap bagian pantat Dinda, dirasakan olehnya pantat Dinda yang sekal. Sesekali tangannya menyabet bagian itu bagai seorang ibu yang tengah menyabet pantat anaknya yang nakal "Plak...Plak...". "Wah sekal sekali pantatmu...", ujar Paul sambil terus mengusap-usap
dan memijit- mijit pantat Dinda. Dinda hanya diam pasrah, sementara tangisannya terus terdengar. Tangisnya terdengar semakin keras ketika tangan kanan Paul secara perlahan- lahan mengusap kaki Dinda mulai dari betis naik terus kebagian paha dan akhirnya menyusup masuk kedalam roknya hingga menyentuh kebagian selangkangannya. Sesampainya dibagian itu, salah satu jari tangan kanan Paul, yaitu jari tengahnya menyusup masuk kecelana dalamnya dan langsung menyentuh kemaluannya. Kontan saja hal ini membuat badan Dinda agak menggeliat, dia mulai sedikit meronta-ronta,namun jari tengah Paul tadi langsung menusuk lobang kemaluan Dinda. "Egghhmmmmm.......", Dinda menjerit badannya mengejang tatkala jari telunjuk Paul masuk kedalam liang kewanitaannya itu. Badan Dindapun langsung menggeliat- geliat seperti cacing kepanasan, ketika Paul memainkan jarinya itu didalam lobang kemaluan Dinda. Dengan tersenyum terus dikorek-koreknyalah lobang kemaluan Dinda, sementara itu badan Dinda menggeliat-geliat jadinya, matanya merem-melek, mulutnya mengeluarkan rintihan- rintihan yang teredam oleh kain yang menyumpal mulutnya itu "Ehhmmmppphhh....mmpphhhh.....".
Setelah beberapa menit lamanya, kemaluan Dindapun menjadi basah oleh cairan kewanitaannya Paul kemudian mencabut jarinya. Tubuh Dindapun dibalik sehingga posisinya terlentang.
Setelah itu roknya disingkapkan keatas hingga rok itu melingkar dipinggulnya dan celana dalamnya yang berwarna putih itu ditariknya hingga bagian bawah Dinda kini telanjang. Terlihat oleh Paul, kemaluan Dinda yang indah, sedikit bulu-bulu tipis yang tumbuh mengitari lobang kemaluannya yang telah membengkak itu. Dengan bernafsunya direntangkan kedua kaki Dinda hingga mengangkang setelah itu ditekuknya hingga kedua pahanya menyentuh ke bagian dada. Wajah Dinda semakin tegang, tubuhnya gentar, seragam pramugarinyapun telah basah oleh keringat yang deras membanjiri tubuhnya, Paul bersiap-siap melakukan penetrasi ketubuh Dinda.
"Hmmmmpphhh..........hhhhhmmmmppp.... ..",
Dinda menjerit dengan tubuhnya yang mengejang ketika Paul mulai menanamkan batang kemaluannya didalam lobang kemaluan Dinda. Matanya terbelalak menahan rasa sakit dikemaluannya, tubuhnya menggeliat-geliat sementara Paul terus berusaha menancapkan seluruh batang kemaluannya.Memang agak sulit selain Dinda masih perawan, usianyapun masih tergolong muda sehingga kemaluannya masih sangat sempit. Akhirnya dengan sekuat tenaganya, Paul berhasil menanamkan seluruh batang kemaluannya didalam vagina Dinda. Tubuh Dinda berguncang- guncang disaat itu karena dia menangis merasakan sakit dan pedih tak terkirakan dikemaluannya itu. Diapun menyadari bahwa malam itu keperawanannya akhirnya terenggut oleh  Paul. "Ahh....kena kau sekarang !!! akhirnya Gue berhasil mendapatkan perawan elo !", bisiknya ketelinga Dinda. Hujanpun semakin deras, suara Guntur membahana memiawakkan telinga. Karena ingin mendengar suara rintihan gadis yang telah ditaklukkannya itu, dibukannya kain yang sejak tadi menyumpal mulut Dinda. "Oouuhhh.....baang....saakiitt...banngg....amp
uunn ...", rintih Dinda dengan suara yang megap- megap. Jelas Paul tidak perduli. Dia malahan langsung menggenjot tubuhnya memopakan batang kemaluannya keluar masuk lobang kemaluan Dinda.
"Aakkhh....ooohhhh....oouuhhhh....ooohhhggh... .",
Dinda merintih-rintih, disaat tubuhnya digenjot oleh Paul, badannyapun semakin menggeliat-geliat. Tidak disadarinya justru badannya yang menggeliat- geliat itu malah memancing nafsu Paul, karena dengan begitu otot-otot dinding vaginanya malah semakin ikut mengurut-urut
batang kemaluan Paul yang tertanam didalamnya, karenanya Paul merasa semakin nikmat. Menit- menitpun berlalu dengan cepat, masih dengan sekuat tenaga Paul terus menggenjot tubuh Dinda, Dindapun nampak semakin kepayahan karena sekian lamanya Paul menggenjot tubuhnya. Rasa pedih dan sakitnya seolah telah hilang, erangan dan rintihanpun kini melemah, matanya mulai setengah tertutup dan hanya bagian putihnya saja yang terlihat, sementara itu bibirnya menganga mengeluarkan alunan-alunan rintihan lemah, "Ahhh.....ahhhh...oouuhhhh...".
Dan akhirnya Paulpun berejakulasi di lobang kemaluan Dinda, kemaluannya menyemburkan cairan kental yang luar biasa banyaknya memenuhi rahim Dinda. "A..aakkhhh.....", Paul melolong panjang bak srigala, tubuhnya mengeras dengan kepala menengadah keatas. Puas sudah dia menyetubuhi Dinda, rasa puasnya berlipat- lipat baik itu puas karena telah mencapai klimaks dalam seksnya, puas dalam menaklukan Dinda, puas dalam merobek keperawanan Dinda dan puas dalam member pelajaran kepada gadis cantik itu. Dinda menyambutnya dengan mata yang secara tiba-tiba terbelalak, dia sadar bahwa pasangannya telah berejakulasi karena disakannya ada cairan-cairan hangat yang menyembur membanjiri vaginanya. Cairan kental hangat yang bercampur darah itu memenuhi lobang kemaluan Dinda sampai sampai meluber keluar membasahi paha dan sprei kasur. Dinda yang menyadari itu semua, mulai menangis namun kini tubuhnya sudah lemah sekali. Dengan mendesah puas Paul merebahkan tubuhnya diatas tubuh Dinda, kini kedua tubuh itu jatuh lunglai bagai tak bertulang. Tubuh Paul Nampak terguncang- guncang sebagai akibat dari isak tangis dari Dinda yang tubuhnya tertindih tubuh Paul. Setelah beberapa menit membiarkan batang kemaluannya tertanam dilobang kemaluan Dinda, kini Paul mencabutnya seraya bangkit dari tubuh Dinda.Badannya berlutut mengangkangi tubuh lunglai dinda yang terlentang, kemaluannya yang Nampak sudah melemas itu kembali sedikit- demi sedikit menegang disaat merapat kewajah Dinda Dikala sudah benar-benar menegang, tangan kanan Paul sekonyong-konyong meraih kepala Dinda. Dinda yang masih meringis-ringis dan menangis tersedu-sedu itu, terkejut dengan tindakan Paul. Terlebih-lebih melihat batang kemaluan Paul yang telah menegang itu berkedudukan persis dihadapan wajahnya. Belum lagi sempat menjerit, Paul sudah mencekoki mulutnya dengan batang kemaluannya Walau Dinda berusaha berontak namun akhirnya Paul berhasil menanamkan penisnya itu kemulut Dinda. Nampak Dinda seperti akan muntah, karena mulutnya merasakan batang kemaluan Paul yang masih basah oleh cairan sperma itu. Setelah itu Paul kembali memopakan batang kemaluannya didalam rongga mulut Dinda, wajah Dinda memerah jadinya, matanya melotot, sesekali dia terbatuk-batuk dan akan muntah. Namun Paul dengan santainya terus memompakan keluar masuk didalam mulut Dinda, sesekali juga dengan gerakan memutar-mutar. "Aahhhh....",
sambil memejamkan mata Paul merasakan kembali kenikmatan di batang kemaluannya itu mengalir kesekujur
tubuhnya. Rasa
dingin, basah dan geli dirasakannya dibatang kemaluannya. Dan akhirnya,
"Oouuuuhhhh...Dinndaaaa...sayanggg... ..",
Paul mendesah panjang ketika kembali batang kemaluannya berejakulasi yang kini dimulut Dinda.Dengan terbatuk-batuk Dinda menerimanya, walau sperma yang dimuntahkan oleh Paul jumlahnyatidak banyak namun cukup memenuhi rongga mulut Dinda  hingga meluber membasahi pipinya. Setelah memuntahkan spermanya Paul mencabut batang kemaluannya dari mulut Dinda, dan Dindapun langsung muntah- muntah dan batuk-batuk dia nampak berusaha untuk mengeluarkan cairan-cairan itu namun sebagian besar sperma Paul tadi telah mengalir masuk ketenggorokannya. Saat ini wajah Dinda sudah acak- acakan akan tetapi kecantikannya masih terlihat, karena memang kecantikan dirinya adalah kecantikan yang alami sehingga dalam kondisi apapun selalu cantik adanya. Dengan wajah puas sambil menyadarkan tubuhnya didinding kasur, Paulpun menyeringai melihat Dinda yang masih terbatuk-batuk. Paul memutuskan untuk beristirahat sejenak, mengumpulkan kembali tenaganya. Sementara itu tubuh Dinda meringkuk dikasur sambil terisak-isak. Waktupun berlalu, jam didinding kamar Dinda telah menunjukkan pukul 1 dinihari. Sambil santai Paulpun menyempatkan diri mengorek- ngorek isi laci lemari Dinda yang terletak disamping tempat tidur. Dilihatnya album foto- foto
pribadi milik Dinda, Nampak wajah-wajah cantik Dinda menghiasi isi album itu, Dinda yang anggun dalam pakaian seragam pramugarinya, nampak cantik juga dengan baju muslimnya lengkap dengan, ketika foto bersama keluarganya saat lebaran kemarin dikota asalnya yaitu Bandung. Kini gadis cantik itu tergolek lemah dihadapannya, setengah badannya telanjang,  kemaluannya Nampak membengkak Selain itu, ditemukan pula beberapa lembar uang yang berjumlah 2 jutaan lebih serta perhiasan emas didalam laci itu, dengan tersenyum Paul memasukkan itu semua kedalam kantung celana lusuhnya, "Sambil menyelam minum air", batinnya. Setelah setengah jam lamanya Paul bersitirahat,kini dia bangkit mendekati tubuh Dinda. Diambilnya sebuah gunting besar yang dia temukan tadi didalam laci. Dan setelah itu dengan gunting itu, dia melucuti baju seragam pramugari Dinda satu persatu. Singkatnya kini tubuh Dinda telah telanjang bulat, rambutnyapun yang hitam lurus dan panjang sebahu yang tadi digelung rapi kini digerai oleh Paul sehingga menambah keindahan menghiasi punggung  Dinda. Sejenak Paul mengagumi keindahan tubuh Dinda, kulitnya putih bersih, pinggangnya ramping, payudaranya yang tidak terlalu besar, kemaluannya yang walau nampak bengkak namun masih terlihat indah menghias selangkangan Dinda. Tubuh Dinda Nampak penuh dengan kepasrahan, badannya kembali tergetar menantikan akan apa-apa yang akan terjadi terhadap dirinya. Sementara itu hujan diluar masih turun dengan derasnya, udara dingin mulai masuk kedalam kamar yang tidak terlalu besar itu. Udara dingin itulah yang kembali membangkitkan nafsu birahi Paul Setelah hampir sejam lamanya memberi istirahat kepada batang kemaluannya kini batang kemaluannya kembali menegang. Dihampirinya tubuh telanjang Dinda, "Yaa...ampuunnn bangg...udah dong....Dinda minta ampunn bangg...oohhh....", Dinda nampak memelas memohon-mohon kepada Paul. Paul hanya tersenyum saja mendengar itu semua, dia mulai meraih badan Dinda. Kini dibaliknya tubuh telanjang Dinda itu hingga dalam posisi tengkurap. setelah  latu ditariknya tubuh itu hingga ditepi tempat tidur, sehingga kedua lutut Dinda menyentuh lantai sementara dadanya masih menempel kasur dipinggiran tempat tidur, Paulpun berada dibelakang Dinda dengan posisi menghadap punggung Dinda. Setelah itu kembali direntangkannya kedua kaki Dinda selebar bahu, dan.... "Aaaaaaaaakkkkhh.........",
Dinda melolong panjang, badannya  mengejang dan terangkat dari tempat tidur disaat Paul menanamkan batang kemaluannya didalam lobang anus Dinda. Rasa sakit tiada tara kembali dirasakan didaerah selangkangannya, dengan agak susah payah kembali Paul berhasil menanamkan batang kemaluannya didalam lobang anus Dinda. Setelah itu tubuh Dindapun kembali disodok-sodok, kedua tangan Paul meraih payudara Dinda serta meremas- remasnya. Setengah jam lamnya Paul menyodomi Dinda waktu yang lama bagi Dinda yang semakin tersiksa itu. "Eegghhh....aakkhhh....oohhh...", dengan mata merem-melek serta tubuh tersodok- sodok Dinda merintih- rintih, sementara itu kedua payudaranya diremas-remas oleh kedua tangan Paul. Paul kembali merasakan akan mendapatkan klimaks, dengan gerakan secepat kilat dicabutnya batang kemaluan itu dari lobang anus Dinda dan dibaliklah tubuh Dinda itu hingga kini posisinya terlentang. Secepat kilat pula dia yang kini berada diatas tubuh Dinda menghujamkan batang kemaluannya kembali didalam vagina Dinda. "Oouuffffhhh......",
Dinda merintih dikala paul menanamkan batang  kemaluannya itu. Tidak lama setelah Paul  memompakan kemaluannya didalam liang vagina Dinda "CCREETT....CCRROOOT...CROOTT...",
kembali penis Paul memuntahkan sperma membasahi rongga vagina Dinda, dan Dindapun terjatuh tak sadarkan diri. Fajar telah menjelang, Paul Nampak meninggalkan kamar kost Dinda dengan tersenyum penuh dengan kemenangan, sebatang rokok menemaninya dalam perjalanannya kesebuah stasiun bus antar kota, sementara itu sakunya penuh dengan lembaran uang dan perhiasan emas.Entah apa yang akan terjadi dengan Dinda sang pramugari cantik imut-imut itu, apakah dia masih menjual mahal dirinya. Entahlah, yang jelas setelah dia berhasil menikmati gadis cantik itu, hal itu bukan urusannya lagi