Shanti adalah seorang gadis yang
cantik dan ramah. Usianya sudah 17 tahun dan ia tak dapat lagi meneruskan
sekolahnya karena orang tuanya tidak mampu. Wajahnya oval dan sangat bersih, kulit
gadis itu kuning langsat. Mata Shanti bersinar lembut, bibirnya kemerahan tanpa
lipstik.Cerita Sex: 17 Tahun Umurmu – IstShanti mempunyai rambut berwarna hitam
yang panjang sampai dadanya, tubuhnya seperti layaknya gadis kampung seusianya.
Buah dada Shanti membusung walaupun tidak dapat dikatakan besar namun Shanti
memiliki pantat yang indah dan serasi dengan bentuk tubuhnya. Pendek kataShanti
seorang gadis yang sedang tumbuh mekar dan selalu dikagumi setiap pemuda
dikampungnya.Tuti seorang wanita yang sudah berusia 32 tahun. Ia janda
ditinggal cerai suaminya. Sudah tiga tahun Tuti bercerai dengan suaminya karena
laki-laki itu main gila dengan seorang pelacur dari Jawa Tengah. Tuti bertubuh
montok dan bahenol. Semuanya serba bulat dan kencang, wajahnya cukup manis
dengan rambut sebahu dan ikal. Bibir Tuti sangat menggoda setiap laki-laki,
walaupun hidungnya agak pesek.Kulit Tuti berwarna coklat tua karena ia sering
ke pasar dan ke sawah sebagai buruh tani kalau sedang musim tanam atau panen.
Tuti dulunya adalah seorang pelacur daerah Tretes, Jawa Timur. Dulu uang begitu
gampang diperoleh dan laki-lakibegitu gampang dipeluknya, sampai akhirnya hukum
karma membuat ia menjanda karena sesama teman seprofesinya juga. Banyak orang
dikampung yang diam-diam mengetahui sejarah kelam Tuti dan banyak juga yang
mencoba hendak memanfaatkan dia.Tapi selama ini Tuti terlihat sangat cuek dan
sinis terhadap orang-orang yang menggodanya. Buah dada Tuti besarnya bukan
main, sering ia merasa risih dengan miliknya sendiri. Tapi ia tahu buah dadanya
menjadi buah-bibir baginya. Dan sedikit banyakia juga bangga dengan buah
dadanya yang besar dan kenyal itu. Tuti juga memiliki pantat yang besar dan
indah, nungging seperti meminta……. tubuh Tuti sering menjadi mimpi basah para
pemuda dikampungnya.“Shan, kamu sudah punya pacar belum?” Tiba Tuti berjongkok
didepan Shanti dan mulai membantu gadis itu mencuci pirng-piring kotor. Shanti
terkikik dan menggeleng.“Belum tuh”“Lho? Gadis secantik kamu pasti banyak yang
naksir” kata Tuti sambil memandang Shanti. Shanti tertawa lagi.“Payah.??
semuanya mikir kesitu melulu” Jawab Shanti.“Memang.?? laki2 itu kalau melihat
perempuan pikirannya langsung ingin ngewe” kata Tuti tanpa merasa risih berkata
kasar.“Ah mbak, jangan suka ngomong gitu ah” timpal Shanti.“Kan nggak ada yang
dengar ini” Jawab Tuti. Mereka terdiam lama.“Mbak…….” suara Shanti menggantung.
Tuti terus mencuci.“Mmmm?” Jawab wanita itu.“Ngggg………”“Ngomong aja susah banget
sih” Tuti mulai hilang sabar. Shanti menunduk.“Ngg…… anu…….. ngewe itu enak
nggak sih?” Akhirnya keluar juga. Tuti memandang gadis itu.“Yaaa…….. enaak
banget Shan, apalagi kalo yang ngewein kita pinter” jawab Tuti
seenaknya.“Maksud mbak?” Shanti penasaran.“Iya pinter………. bisa macam-macam dan
punya Konto lyang keras!” kata Tuti sambil terkikik. Shanti merah padam
mendengarnya. Tapi gadis itu makin penasaran.“Bisa macam-macam apa sih, Mbak?”
tanya Shanti. Tuti memandangnya sambil menimbang. Ah……. toh nanti gadis kecil
ini harus tahu juga.Dan Shanti sungguh cantik sekali, sekilas mata Tuti
tertumbuk pada posisi Shanti yang sedang berjongkok. Tuti melihat gadis itu
mengangkang dan terlihat celana dalam gadis itu berwarna coklat
muda.“Macam-macam seperti tempik kita diciumin, dijilat bahkan ada yang sampai
mau ngemut tempik kita lohh….” jawab Tuti.Entah kenapa Tuti merasa sangat
terangsang dengan jawabannya dan darahnya mendidih melihat selangkangan Shanti
yang bersih sertamulus.“Idiiiih…… jorok ihhhh….. kok ada yang mau sih?” Shanti
sekarang melotot tak percaya.“Lho…… banyak yang doyan ngemut Meki Shan. Ngemut Kontol juga enak banget kok”
jawab Tuti masih terus melihat selangkangan Shanti.“Astaga……. masak anunya
lelaki diemut?” Shanti merasa aneh dan jantungnya berdebar, ia merasa ada
aliran aneh menjalar dalam dirinya. Gadis itu tidak mengerti bahwa ia
terangsang.“Oh enak banget Shan, rasanya hangat dan licin, apalagi kalo ehm……
ehmm………”“Kalo apa mbak?” Shanti makin penasaran. Tuti merasa melihat bagian Meki
Shanti yang tertutup celana dalam krem itu ada bercak gelap, tapi Tuti tidak
yakin.“Yaaa…….. malu ahhh….!” Tuti sengaja membuat Shanti penasaran.“Ayo doong
mbak” rengek Shanti. Tuti sekarang yakin bahwa Meki gadis itu sudah basah
sehingga terlihat bercak gelap di celana dalamnya. Tuti sendiri merasa sangat
terangsang melihat pemandangan itu.“Kalo pejuhnya menyembur dalam mulut kita,
rasanya panas dan asin, lengket tapi enak banget!” bisik Tuti didekat telinga
Shanti. Shanti membelalakkan matanya.“Apa itu pejuh?” tanyanya. Tuti merasa tidak
tahan.“Pejuh itu seperti santan yang sering bikin Meki kita basah lho” Jawab
Tuti. Ia melihat bagian Meki Shanti makin gelap, wah gadis ini banjir, pikir
Tuti.“Idiiihhh amit-amit, jorok banget sih”“Lho kok jorok? Laki-laki juga doyan
banget sama santan kita, apalagi kalo Meki kita harum, tidak bau
terasi”“Idiiihh mbak saru ah!”“Tapi aku yakin Meki kita pasti wangi, soalnya
kita kan minum jamu terus”“Udah ah, lama2 jadi saru nih” kata Shanti. Tuti
tertawa.“Kamu udah banjir yaaa?” goda Tuti. Shanti memerah, buru-buru ia
merapatkan kedua kakinya.“Ahhh….. Mbaakk!!!” Tuti tersenyum melihat Shanti
melotot.“Nggak usah malu, aku sendiri juga basah nih” Kata Tuti.Ia lalu membuka
kakinya sehingga Shanti bisa melihat celana dalam putihdengan bercak gelap
ditengah, Shanti terbelak melihat bulu-bulu kemaluan Tuti yang mencuat keluar
dari samping celana dalamnya, lebat sekali, pikirnya.“Ihhh….. mbak jorok nih”
desis Shanti. Tuti terkekeh.“Mau merasakan bagaimana tempik kamu diemut?” bisik
Tuti. Shanti berdebar.“Ngaco ah!”“Aku mau emutin punya kamu, Shan?” Tuti
mendekat. Shanti buru-buru bangun dan mundur ketakutan. Tuti tertawa.“Kamu akan
bisa pingsan merasakannya” bisik Tuti lagi.“Ogah ah….. udah deh…… jangan
nakut-nakutin akhh” Shanti mundur mendekati pintu kamar mandi dan Tuti makin
maju.“Nggak apa-apa kok…. cuman diemut aja kok takut?”“Masak mbak yang
ngemut?”“Iya… supaya kamu tahu rasanya”“Malu ahhhh…….”“Nggak apa-apaaa……” Tuti
mendekat dan Shanti terpojok sampai akhirnya pantatnya menyentuh bibir bak
mandi.Dan Tuti sudah meraba pahanya. Shanti merinding dan roknya terangkat ke
atas, Shanti memejamkan matanya.Tuti sudah berjongkok dan mendekatkan wajahnya
ke Meki Shanti yang tertutup celana dalam. Tuti mencium bau Meki Shanti,
danTuti puas sekali dengan harumnya Meki Shanti. Dulu ia sering melakukan
hal-hal seperti ini, malah pernah ia bermain-main bersama 4 pelacur sekaligus
untuk memuaskan tamunya.Tubuh Shanti gemetar dan seluruh bulu kuduknya
meremang, gadis itu merasa suhu tubuhnya meningkat danperasaannya aneh. Tuti
mulai menciumi Meki Shanti yang masih tertutup. Pelan-pelan tangannya
menurunkan celana dalam Shanti dan Tuti terangsang melihat cairan lendir bening
tertarik memanjang menempel pada celana dalam gadis itu ketika ditarik
turun.Tuti menjulurkan lidahnya memotong cairan memanjang itu dan lidahnya
merasakan asin yang enak sekali. Meki Shanti sungguh indah sekali, tidak
terlihat bibir kemaluannya bahkan bulu-bulunya pun masih halus dan lembut. Tuti
mencium dan mulai melumat Meki Shanti. Gadis itu mengerang dan menggeliat-liat
ketika lidah Tuti menjalar membelai liang Mekinya.Shanti benar-benar shock
dengan kenikmatan aneh yang dirasakannya, ada perasaan geli dan jijik, tapi ada
perasaan nikmat yang bukan alang kepalang. Gadis itu merasakan keanehan yang
belum pernah dirasakan sebelumnya. Bulu kuduknya berdiri hebat tatkala lidah
Tuti menyapu dinding Mekinya, Shanti menggeliat-liat menahan perasaan nyeri
nikmat bagian bawah perutnya.“Aahhh…. Mbak… uuuhhhh….. ssshhhhh…. ja…. jangan
mb….. mbbak! Ji…. jijikhh…. aahhhh” Tuti tidak memperdulikan rintihan dan
erangan Shanti.Lidahnya bergumul dan menembus liang Meki Shanti dengan lembut,
Tuti tahu Shanti masih perawan dan iatak ingin merusak keperawanan Shanti,
lidahnya hanya menjulur tidak terlalu dalam, namun Tuti sudah dapatmerasakan
cairan asin hangat yang mengalir membasahi lidahnya dan Tutimengendus-endus bau
khas Meki Shanti dengan sangat menikmatinya.Tuti perlahan-lahan menyelipkan
jari-jarinya kesela-sela bokong Shanti, dengan lembut dan dibelai-belainya
liang anus Shanti, dan Shanti sedikit tersentak tapi kemudian menggelinjang
geli, tapi Shanti membiarkan dirinya pasrah terhadap Tuti. Ia percaya
sepenuhnya pada Tuti dan sekarang ia benar-benar merasakan kenikmatan yang
selama ini belum pernah ia rasakan bahkan dalam mimpipun!“Enak Shan?” desah Tuti
dengan mulutberlumuran lendir Shanti. Shanti memandang ke bawah dan mengangguk,
tubuhnya bergetar hebat, ia tak menyadari bahwa itu yang dinamakan klimaks
kenikmatan seorang perempuan.Tuti merasakan liang Mekinya berdenyut dan ia
meraba serta menusuk-nusukkan jarinya sendiri keliang Mekinya dan merasakan
cairan licin membasahi jarinya. Ia merintih dengan wajah tersuruk
diselangkangan Shanti, lidahnya kini menjulur dan membelai liang dubur Shanti
dan membuat gadis itu terlonjak-lonjak kegelian serta terpana mendapatkan
perlakuan yang tidak pernah dibayangkannya. Shanti merasa liang duburnya
ditekan-tekan oleh benda lunak dan sesekali terselip masuk kedalam dan ia akan
terlonjak kaget becampur geli, tapi lebih banyak merasakan kenikmatannya.Entah
bagaimana awalnya, tapi kenyataannya Shanti dan Tuti telah saling memeluk dalam
keadaan telanjang bulat dilantai kamar mandi. Tuti mencium mulut Shanti,
mulanya gadis itu menolak tapi permainan jari-jemari Tuti diitilnya membuat
gadisitu mabuk kepayang dan kepalanya dipenuhi nafsu berahi yang
memuncakdashyat.Tuti melumat mulut Shanti dengan penuh nafsu, Shanti
membalasnya dengan malu-malu tapi mereka berduamemang saling melumat juga
akhirnya. Terdengar bunyi mulut mereka ketika lidah mereka saling mengait dan
saling menghisap. Shanti berkelojotan berkali-kali dan Tuti merasakan Mekinya
berdenyut-denyut nikmat, ia membayangkan Shanti menjilati dan mengemuti
kemaluannya.Perlahan-lahan Tuti mulai menjilati leher gadis itu dan terus
menciumi ketiak Shanti, gadis itu menggelinjang kenikmatan dan makin mengerang
keras ketika Tuti mulai menghisap puting tetek Shanti. Perlahan Tuti menggeser
posisinya sehingga Shanti dapat membelai Mekinya, tapi gadis itu hanya
menggeliat saja.Tuti tidak sabar, diambilnya tangan Shanti dan ditaruhnya di Mekinya,
Shanti mulai membelai dengan canggung. Ketika jarinya tidak sengajamasuk
keliang Meki Tuti, segera saja wanita itu memajukan pinggulnyadan memompa jari
Shanti. Shanti mulai mengerti dan ia mulai memainkan itil Tuti dan membuat
wanita itu terlonjak-lonjak nikmat.Lalu perlahan Tuti sudah mengangkangi Shanti
dan ia menciumiMeki Shanti kembali, lidahnya kembali menggumuli liang kemaluan
gadis itu. Shanti kembali merasakan terjangan gelombang kenikmatan manakala Mekinya
digumuli Tuti, Shanti membiarkan wajahnya basah karena cairan Meki Tuti
berjatuhan, menetes dan membentuk lendir panjang, tapi Shanti tidak berani
menjilat lendir yang jatuh dibibirnya.Ia memandang liang Meki wanita itu dengan
heran. Meki Tuti denganbibir tebal kehitaman, bulu kemaluan yang lebat bukan
main tapi tidak menutupi liang itu. Shanti melihat Meki Tuti lain dengan
miliknya. DanMeki itu makin turun sehingga nyaris menyentuh hidungnya. Shanti
mencium bau Meki Tuti dan dirasakannya sama baunya dengan Mekinya.Shanti
menjerit tertahan ketika mencapai klimak, tanpa sadar ia menarik bokong Tuti
sehingga wajahnya terbenam dalam Meki wanita itu, Shanti gelap mata, ia
menjulurkan lidahnya dan menggumuliliang penuh lendir bening itu. Shanti bahkan
menghisap lendir itu seperti kelaparan. Shanti mengemut itil Tuti yang besar
dan menonjol.Tubuh Tuti kaku seperti kayu dan bergetar hebat, pinggulnya
kejang-kejang merasakan orgasme yang luar biasa ketika itilnya dihisap dan
dijilat Shanti. Tuti menjerit keras dan ia menekan Mekinya sehingga ia dapat
merasakan hidung Shanti terselip dibelahan liang Mekinya dan ia
menggoyang-goyangkan pinggulnya maju mundur dan dirasakannya itilnya bergesekan
dengan hidung Shanti dan gadis itu malah menambahkan kenikmatan Tutidengan
menjulurkan lidahnya sehingga setiap kali Tuti memajukan atau memundurkan
pinggulnya selalu bergesekan dengan lidah serta hidung Shanti.Tuti berkelojotan
hebat sekali, ia meliuk-liuk seperti menahan nyeri, matanya berputar sehingga
menampakan putihnya saja dan mulutnya mengeluarkan desahan
kenikmatan.“Shantiiiiiii!!!!……. aaaaaaarrrrgggghhhhh!!!!…..” Tuti merasakan
bagian bawah perutnya nyeri dan ngilu. Orgasme yang ternikmat yang pernah
dirasakannya sejak ia meninggalkan dunia hitamnya.Shanti merasa puas karena
berhasil membuat Tuti menjerit-jerit minta ampun karena kenikmatan. Shanti
merasa, ternyata ia suka sekali denganrasa dan bau Meki Tuti. Ia berpikir
apakah Mekinya juga seenak itu. Iamerasakan hangatnya liang Meki Tuti dan ia
merasakan kasarnya bulu-bulu kemaluan Tuti kala menggesek diwajahnya. Shanti
tersenyum lemah karena lelah. Tuti ambruk diatas tubuhnya dan Shanti
membiarkan, dan gadis itu iseng membuka pantat Tuti dan memperhatikan liang
anus Tuti.Shanti melihat liang dubur Tuti seperti bintang berwarna kehitaman
dan sangat indah. Shanti penasaran, ia mencium serta mengendus liang itu….
tidak berbau apa-apa. Tuti diam saja membiarkan Shanti berbuat sesukanya.
Shanti menjulurkan lidahnya dan menyentuh liang dubur Tuti dengan perlahan,
kemudian ia menempelkan hidungnya lagi dan merasakan kehangatan liang itu. Dan
Shanti mulai menekan-nekan lidahnya ke liang itu dan membuat Tuti menggelinjang
geli.“Aduh Shan, enak…. terus Shan… jilat… jilat terus… ya.. ya… aaakkhhhh…”
Tuti merasakan lidah Shanti kaku menusukliang duburnya. Tuti bangkit lalu
berjongkok diatas wajah Shanti dan ia mulai menurun naikkan bokongnya sehingga
lidah Shanti yang kaku dirasakannya menembus sedikit kedalam liang
duburnya.Tuti menggeram pelan…… Shanti merasakan perasaan aneh ketika lidahnya
melesak masuk kedalam liangdubur Tuti, ia menyukai permainannya itu dan merasa
senang dengan apa yang diperbuatnya. Lidahnya tidak merasakan apa-apa, yang
dirasakan cuma perasaan anehnya saja.Tuti tidak ingin Shanti terus
melakukanuntuknya. Ia menggulingkan Shanti sehingga gadis itu terlentang, lalu
kedua kakinya diangkat oleh Tuti sehingga liang dubur gadis itu mencuat keatas
wajahnya. Dijilatnya liang dubur Shanti dengan rakus, lalu setelah licin oleh
air liurnya dimasukkannya jarinya kedalam liang itu. Shanti menggigit bibir, ia
merasa mulas tapi sekaligus nikmat.Kemudian dilihatnya Tuti mengeluar masukkan
jarinya lalu setelah beberapa lama Tuti menjilati jari itu dengan nikmat,
bahkan lidahnya terbenam jauh kedalam liang duburnya. Shanti mengeluh, belum
pernah itu membayangkan apalagi merasakan perbuatan seperti itu, gadis itu
mabuk kepayang dan sangat terangsang dengan perbuatan Tuti. Ia merasa
seolah-olah Tuti adalah pembersihnya, Shanti memejamkan mata dan merasakan Mekinya
berdenyut mengeluarkan cairan.Tuti benar-benar tergila-gila dengan perbuatannya
itu, ia tidak pernah menjilat liang dubur pria dan ia tak pernah ingin, tapi
liang dubur Shanti begitu merangsang, begitu lembut danbegitu nikmat. Tuti
tidak mau membayangkan apa yang biasa keluardari lubang itu, ia cuma ingin
merasakan lidahnya terjepit diliang itu dan bagaimana rasanya.Ia tahu Shanti
gadis yang sangat bersih, sama dengan dirinya. Tuti tidak kuatir dengan hal
itu. Yang diinginkannya saat ini hanyalah membuat Shanti betul-betul puas dan
dewasa. Tuti kemudian memompa liang Meki Shanti dengan lidahnya dan membuat
gadis itu meraung-raung serta kejang-kejang.“Mbaakkkk… sudah mbaakkk….
ampuuunnn…… ooohhhhh!!!” Shanti sudah tidak kuat lagi menanggung kenikmatan
yang datangnya bertubi-tubi melanda tubuh dan perasaannya.Ia menjambak rambut
Tuti dan berusaha membuat wajah itu jauh dariMekinya. Dan akhirnya mereka
berbaring lelah dilantai kamar mandi. Tuti memandang Shanti….“Bagaimana? Sudah
mau pingsan keenakan belum?” tanya Tuti. Shanti membuka matanya dan memandang
wanita itu.“Bisa gila aku mbak…. aahhh benar-benar bisa gila!” Desah Shanti.
Tuti tersenyum.“Mau lagi?”“Jangan! Bisa semaput benaran aku nanti…”“Ya sudah
tak mandikan yuk!” Kata Tuti.Mereka bangkit dan kemudian saling memandikan.
Sejak itu Shanti mengetahui apa yang harus dilakukannya jika berahinya datang
melanda. Kejadian pertama itu membuatnya tahu apa sebenarnya yang dapat
membuatnya nikmat dan puas. Shanti belajar banyak dari Tuti. Dan ia memuja
wanita itu.Malam itu Shanti tidak dapat memejamkan matanya, ia teringat
perbuatannya dengan Tuti. Terbayang olehnya perbuatan Tuti terhadap dirinya,
Shanti merasa seluruh bulu ditubuhnya berdiri dan ia merasa agak demam. Ia
mengeluh karena merasa ingin sekali mengulangi lagi dengan wanita itu. Shanti
bangun dan berjalankemeja kecil tempat ia biasa merias diri. Dikamar sebelah
terdengar suara2aneh, itu kamar Supriati, teman sesama kostnya. Shanti mencoba
mendengar, antara kamar dengan kamar hanya dibatasi dinding papan tipis.Shanti
kadang suka kesal dengan Supriati yang bekerja di pabrik karena wanita itu suka
menendang-nendang dalam tidurnya dan itu membuat Shanti kaget setengah mati
ditengah malam. Tapi suara sekarang lain, bukan suara yang keras, suara yang
samar-samar dan sepertinya ada suara lain, Shanti menempelkan telinganya dan ia
mendengar suara rintihan Supriati. Shanti berdebar, ini malam minggu….biasanya
pacar wanita itu suka datang menginap. Sedang apa mereka?Shanti berjingkat
keluar kamar. Diluar sepi sekali, sekarang sudah jam 1 pagi,pasti Supriati
sedang berasyik-asyik dengan pacarnya. Shanti tegang, ia berjalan kebalik kamar
Supriati yang bersebelahan dengan ruang televisi. Shanti tahu disana dindingnya
tidak sampai atas dan dinding itu yang menyekat kamar Supriati. Pelan-pelan
Shanti naik keatas bangku, lalu naik lagi keatas lemari pendek dan ia
berjongkok disana. Ia ragu hendak berdiri, takut terlihat, tapi keingin
tahuannya membuatnya nekad.Dan pelan-pelan kepalanya menyembul dan pandangannya
menatap kedalam kamar Supriati. Penerangan kamar itu agak redup tapi Shanti
bisa melihat dengan jelas Supriati sedang ditindih oleh pacarnya!Supriati
mengerang sambil menggeliat-geliat menggoyang pinggulnya, kedua kakinya
terlipat dan menekan pantat pacarnya. Pacarnya menggenjot Supriati dengan
cepat. Shanti merasa meriang, matanya terbelalak dan tubuhnya gemetar.
Laki-laki itu sedang meremas buah dada Supriati dan wajah mereka menempel satu
sama lainnya.Mereka sedang berciuman dengan liar.Supriati menggumam dan melihat
tangan Supriati meremas-remas pantat pacarnya dengan keras. Shanti terangsang
sekali, belum pernah ia melihat pemandangan orang yang sedang bersetubuh dan
sekarang ia merasa aneh, ia merasa perutnya ngiludan dengkulnya gemetar tak
keruan.Pacar Supriati berteriak tertahan dan mengangkat bokongnya. Shanti
melihat tangan Supriati masuk kebawah dan terlihatlah Kontolyang besar sekali
didalam genggaman Supriati dan Kontolitu menyemburkan cairan putih ke perut
Supriati. Supriati mengocok Kontolpacarnya dengan cepat dan laki-laki itu
nafasnya mendengus-dengus hebat dengan tubuh bergetar.Nonton Film BokepKlik
DisiniShanti merinding melihat benda yang besar dan panjang seperti itu, Shanti
ngeri melihat Kontolyang begitu besar, ia tahu bahwa itu besar sekali karena sebelumnya
Shanti belum pernah membayangkan Kontoldapat membesar dan sepanjang itu! Shanti
melorot turun dengan lutut lemas, ia berjingkat kembali masuk kedalam kamarnya
lalu merebahkan diri diranjang. Mengerikan sekali Kontollelaki, pikirnya. Mana
mungkin benda sebesar itu muat diMekinya? Shanti merinding membayangkan lubang Meki
Supriati yang pasti luar biasa besar. Dan Shanti akhirnya terlelap.
Jumat, 24 April 2015
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar